Harapan Hidup Manusia Bermula dari Kisah Prometheus dan Pandora

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 1 September 2024 | 12:50 WIB
Pandora dikirim untuk menghukum manusia atas ulah Prometheus. (wikipedia)

Harapan ada di dalam kotak Pandora bersama dengan segala kesengsaraan yang kini menyiksa umat manusia. Theogony menyinggung kecerdikan Prometheus untuk menekankan kecerdasan tertinggi Zeus, sementara Work and Days sebaliknya menekankan pengetahuan manusia yang tidak sempurna tentang masa depan.

Para dewa berkuasa atas segala hal dan mengetahui apapun, tapi tidak dengan manusia; manusia hanya punya harapan yang membimbing arah hidupnya.

Selanjutnya, berbeda dengan konsep yang kita pahami kini, harapan dalam dunia kuno agaknya sulit dimaknai dengan tepat. Ketika Pandora menjepit Harapan dalam kotak, apakah itu berarti bahwa Harapan adalah satu-satunya yang tersisa bagi umat manusia untuk menghadapi kesulitan hidup?

Ataukah Harapan tidak diperuntukkan bagi manusia -  ketidakhadirannya hanyalah salah satu aspek dari pandangan dunia yang suram dan kelam? Logika mitos Hesiod agak rancu: harapan adalah hal buruk karena bercampur dengan segala kejahatan di kotak Pandora, namun ia adalah hal baik karena hanya Harapan yang tidak dilepaskan.

Pada dasarnya, seperti Pandora, harapan adalah berkah yang campur aduk. Para penyair Yunani lainnya mengukuhkan sifat dualisme dalam harapan.

Misalnya Semonides dan Solon, mereka menekankan bahayanya harapan, bisa menipu manusia dari kenyataan pahit, sementara Theogony menawarkan pembacaan yang lebih optimis: "Harapan adalah satu-satunya dewa baik yang tersisa bagi umat manusia; yang lainnya sudah pergi ke Olympus".

Hesiod menakar baik dan buruk harapan dalam porsi seimbang dan memunculkan pertanyaan menarik kehadirannya dalam hidup manusia. Mitos Prometheus menurut Hesiod mengungkap sifat dan kondisi manusia pada masa Yunani kuno - seperti adanya, bukan seperti seharusnya.

Sebagai konsekuensi dari tindakan Prometheus, manusia hidup di bumi dengan berbagai kesulitan; mereka makan gandum yang mereka tanam, makan daging yang mereka masak, hidup bersama perempuan, dan hanya bisa berkomunikasi dengan para dewa melalui ritual pengorbanan.

Meskipun sosok Prometheus dalam kisah versi Hesiod tidak secara langsung menciptakan manusia dari tanah liat, Hesiod menjelaskan tiga aspek tak terpisahkan dari apa artinya menjadi manusia dalam mitologi Yunani kuno - pengorbanan, pernikahan, dan pertanian.

Baca Juga: Tipu Daya Prometheus dan Ritual Pengorbanan Sapi dari Yunani Kuno