Paus Menjadi Santo: Dulu Hal yang Biasa, Mengapa Kini Sangat Jarang?

By Ade S, Senin, 2 September 2024 | 11:03 WIB
Paus Yohanes Paulus II. Mengapa gelar Santo bagi Paus dulu umum, namun kini sangat jarang diberikan? Jelajahi sejarah dan perubahan dalam proses kanonisasi di Gereja Katolik. (Gregorini Demetrio)

Di tengah kesedihan mendalam, sebuah seruan lantang menggema: "Santo, subito!" atau "Kesucian, sekarang!" dalam bahasa Italia. Suara massa ini seakan menjadi refleksi dari kekaguman dan penghormatan yang begitu mendalam terhadap sosok Paus yang karismatik ini.

Menanggapi aspirasi umat, Paus Benediktus XVI, penerus Yohanes Paulus II, mengambil langkah yang tak biasa. Beliau memutuskan untuk mempercepat proses kanonisasi, sebuah langkah yang sangat jarang terjadi dalam sejarah Gereja Katolik.

Sebelumnya, masa tunggu untuk memulai proses kanonisasi adalah lima tahun setelah kematian seseorang. Yohanes Paulus II sendiri telah mempersingkat masa tunggu ini dari tradisi 50 tahun.

Hanya dalam waktu sembilan tahun, Yohanes Paulus II secara resmi dinobatkan sebagai santo. Ini adalah sebuah percepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Gereja Katolik.

Untuk memberikan gambaran, sejak berdirinya Kongregasi untuk Penyebab Orang Suci pada tahun 1588, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkanonisasi seseorang adalah 181 tahun.

Mengapa Yohanes Paulus II begitu istimewa?

Apa yang membuat proses kanonisasi Yohanes Paulus II begitu cepat? Tentu saja, popularitas dan pengaruhnya yang sangat besar menjadi salah satu faktor utama.

Selain itu, banyak yang melihat kehidupan dan karya-karyanya sebagai teladan bagi umat Katolik di seluruh dunia. Perjalanan panjangnya mengelilingi dunia, perjuangannya melawan komunisme, dan dedikasinya pada kaum muda menjadi beberapa alasan mengapa begitu banyak orang mengaguminya.

Meskipun Paus Yohanes Paulus II merupakan sosok yang sangat istimewa, ia hanyalah salah satu dari ribuan orang suci yang diakui oleh Gereja Katolik. Secara resmi, Gereja mengajarkan bahwa semua orang yang berada di surga adalah orang suci.

Namun, tidak semua orang suci diakui secara resmi atau dikanonisasi. Proses kanonisasi sendiri bertujuan untuk memberikan pengakuan resmi terhadap kehidupan seseorang yang dianggap telah menjalani kebajikan Kristen yang heroik dan layak untuk dicontoh.

Selama seribu tahun pertama sejarah Gereja, pengakuan terhadap seorang sebagai santo sering kali didasarkan pada permintaan populer. Akibatnya, sulit untuk menghitung secara pasti jumlah orang suci yang ada. Beberapa perkiraan menyebutkan angka yang sangat besar, bahkan mencapai puluhan ribu.

Baca Juga: Mengapa Gereja Ortodoks Koptik Alexandria Memiliki Paus Sendiri?