Paus Menjadi Santo: Dulu Hal yang Biasa, Mengapa Kini Sangat Jarang?

By Ade S, Senin, 2 September 2024 | 11:03 WIB
Paus Yohanes Paulus II. Mengapa gelar Santo bagi Paus dulu umum, namun kini sangat jarang diberikan? Jelajahi sejarah dan perubahan dalam proses kanonisasi di Gereja Katolik. (Gregorini Demetrio)

Evolusi proses penobatan santo

Jika kita menengok ke belakang, pada tahun 993, Santo Ulrich dari Augsburg menjadi orang suci pertama yang secara resmi dinobatkan oleh Paus. Keputusan ini menandai tonggak awal dalam upaya Gereja Katolik untuk memberikan pengakuan resmi terhadap kehidupan para kudus.

Namun, pada masa itu, proses penobatan santo masih sangat sederhana dan lebih didasarkan pada tradisi serta kesepakatan umum. Seiring berjalannya waktu, Gereja merasa perlu untuk membuat proses ini lebih terstruktur dan objektif.

Pada abad ke-12, sebuah langkah signifikan diambil dengan memusatkan wewenang penobatan santo di tangan Paus. Paus sendiri yang memimpin komisi khusus untuk menyelidiki dan mendokumentasikan kehidupan calon santo.

Puncak dari sentralisasi ini terjadi pada tahun 1243, ketika Paus Gregorius IX secara tegas menyatakan bahwa hanya Paus yang memiliki otoritas mutlak untuk mengkanonisasi seseorang. Keputusan ini menjadi landasan bagi proses kanonisasi modern yang kita kenal saat ini.

Hanya saja, meskipun proses kanonisasi telah mengalami banyak perubahan selama berabad-abad, satu hal yang tetap konstan adalah kerumitan dan lamanya proses tersebut. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kita menyaksikan fenomena yang cukup menarik: lonjakan jumlah kanonisasi.

Paus Yohanes Paulus II, misalnya, dikenal sebagai Paus yang sangat produktif dalam hal mengkanonisasi orang suci. Selama masa kepemimpinannya, lebih dari 482 orang dinobatkan sebagai santo. Angka ini jauh melampaui jumlah total kanonisasi selama 600 tahun sebelumnya.

Paus Fransiskus juga tidak kalah produktif. Kanonisasi pertamanya saja melibatkan 813 orang yang dikenal sebagai "Martir Otranto". Para martir ini adalah penduduk kota Otranto di Italia yang dibunuh oleh tentara Ottoman pada tahun 1480 karena menolak untuk memeluk agama Islam.

Mukjizat dan jalan menuju kesucian

Proses pengangkatan seseorang menjadi santo atau santa, yang dikenal sebagai kanonisasi, telah mengalami evolusi yang panjang dan kompleks. Pada awalnya, para kudus terbagi menjadi dua kategori utama: martir dan pengaku iman.

Martir adalah mereka yang mati karena iman mereka, sementara pengaku iman adalah mereka yang hidup kudus tanpa mengalami kematian martir. Untuk dinyatakan sebagai santo, seorang martir awalnya hanya perlu menunjukkan satu mukjizat setelah kematiannya.

Baca Juga: Pasang Surut Paus dalam Sejarah Kristen Eropa Abad Pertengahan