Hanya saja lewat penelitian ini, para peneliti memperkirakan bahwa Neanderthal punya gaya hidup yang berbeda dengan manusia modern awal. Manusia modern yang bermigrasi ke benua baru ini lebih memilih hidup terhubung dengan kelompok-kelompok lainnya. Cara ini menguntungkan untuk bertahan hidup.
Neanderthal, justru sebaliknya, memiliki kebiasaan hidup dalam kelompok kecil. Ketika kelompok lain tiada karena peristiwa tertentu seperti bencana atau serangan dari spesies lain, seperti manusia modern, kelompok tersisa jadi terisolasi. Untuk bisa mempertahankan kelompoknya, Neanderthal harus kawin sedarah.
“Ini lebih bersifat spekulatif, tetapi bahkan sekadar gagasan tentang kemampuan untuk berkomunikasi lebih banyak dan bertukar pengetahuan adalah sesuatu yang dilakukan manusia yang mungkin tidak dilakukan Neanderthal sampai batas tertentu, karena gaya hidup mereka yang terisolasi dengan mengorganisasi diri dalam kelompok yang lebih kecil," kata Tharsika Vimala, penulis kedua studi.
Menyingkap peradaban akhir Neanderthal
Bukti konkret lainnya yang mendukung gagasan ini, para peneliti merujuk tentang susahnya menemukan kerangka Neanderthal muda. Kebanyakan DNA Neanderthal yang ditemukan Eurasia berusia tua.
Salah satu yang tertua ditemukan di Gua Denisova di Pegunungan Altai, beberapa gua di Scladina, Belgia, dan Hohlenstein-Stadel, Jerman. Usia mereka mencapai 120.000 tahun.
Pada studi di Pegunungan Altai yang lebih awal, terang para peneliti, juga menunjukkan bahwa spesies Neanderthal hidup dalam keterisolasian. Hipotesis inilah yang memantik para peneliti melacak kehidupan Neanderthal yang ada di Eropa Barat, seperti Thorin yang cenderung berusia lebih muda.
Demi menyingkap apa yang sebenarnya terjadi pada spesies Neanderthal, para peneliti menganalisis ulang genom Neanderthal lainnya yang hidup di masa akhir peradabannya. Genom ini didapati dari individu-individu lainnya di Prancis yang membawa garis moyang Neanderthal kelompok Thorin.
"Kami membutuhkan lebih banyak bukti, dan ini adalah beberapa bukti yang kami cari dan perlukan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan hipotesis tentang kepunahan mereka karena gaya hidup mereka yang terisolasi,” kata Vimala.
Dari laporan makalah para peneliti, kondisinya terisolasinya Neanderthal semakin meyakinkan di Eropa Barat. Neanderthal hidup terisolasi sampai kepunahan mereka. "Namun, kami memerlukan lebih banyak data genomik untuk menggambarkan sejarah mereka dengan lebih baik," lanjutnya.