Dua Wajah Kepahlawanan Mitologi Yunani, Odysseus vs Achilles

By Ricky Jenihansen, Jumat, 13 September 2024 | 08:00 WIB
Odysseus mengenali Achilles di antara putri-putri Lycomedes. Odysseus dan Achilles ada dua wajah kepahlawanan mitologi Yunani yang berbeda. (AliciaFagervingWMSE-bot. Public domain)

Namun, Odysseus memainkan peran yang berbeda dalam perang itu. Ia bukanlah prajurit yang paling perkasa, melainkan orang yang membuat rencana untuk mengakhiri perang itu.

Gagasan tentang Kuda Troya, seekor kuda kayu raksasa yang dipenuhi prajurit Yunani, adalah gagasannya.

Sumbangan Odysseus adalah bukti bahwa otak bisa sama efektifnya dengan otot.

Dalam Odyssey 8.492-495, penyair Demodocus menceritakan kisah tentang Kuda Troya, memuji Odysseus atas rencana liciknya yang akhirnya membawa kemenangan bagi Yunani.

Nasib Achilles dan Odysseus

Nasib Achilles sudah ditentukan sejak awal. Ia tahu ia akan mati muda, tetapi ia juga tahu namanya akan hidup selamanya.

Pilihan antara hidup yang singkat dan penuh kejayaan dan hidup yang panjang dan tanpa kejadian penting merupakan inti dari kisahnya.

Achilles memilih kejayaan, dan namanya diabadikan dalam Iliad dan seterusnya.

Warisannya adalah warisan seorang pahlawan yang meraih ketenaran abadi melalui tindakannya di medan perang.

Namun, dalam Odyssey 11.488-491, ketika Odysseus bertemu dengan bayangan Achilles di dunia bawah, Achilles menyesali pilihannya.

Ia mengatakan bahwa ia lebih suka menjadi pelayan di bumi daripada menjadi raja di antara orang mati, sebuah pengingat yang menyentuh tentang harga kejayaan.

Di sisi lain, Odysseus lebih peduli dengan perjalanan daripada tujuannya. Nasibnya bukanlah mati muda, tetapi berjuang selama bertahun-tahun untuk kembali ke rumah.