Overtourism: Ketika Tempat yang Dianggap 'Surga' Berubah Jadi 'Neraka'

By Ade S, Senin, 16 September 2024 | 14:03 WIB
Suasana kemacetan di Puncak, Bogor, Jawa Barat, saat masa libur panjang, Minggu (15/9/2024). Penasaran mengapa destinasi impianmu bisa berubah menjadi mimpi buruk? Temukan jawabannya dalam artikel tentang overtourism. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

"Media sosial telah memusatkan pariwisata di hotspot dan memperburuk masalah, dan jumlah turis secara global meningkat sementara tujuan wisata memiliki kapasitas yang terbatas," ujar Francis.

"Sampai penduduk setempat benar-benar dikonsultasikan tentang apa yang mereka inginkan dan tidak inginkan dari pariwisata, kita akan melihat lebih banyak protes."

Menurut data dari startup Prancis, Murmuration, 80% wisatawan dunia hanya mengunjungi 10% dari total destinasi wisata yang ada. Artinya, sebagian besar wisatawan cenderung berkumpul di beberapa tempat yang sama, sehingga menyebabkan keramaian yang berlebihan.

Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) memprediksi bahwa jumlah wisatawan dunia akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.

UNWTO memprediksi bahwa pada tahun 2030, jumlah turis di seluruh dunia, yang mencapai puncaknya pada 1,5 miliar pada tahun 2019, akan mencapai 1,8 miliar, kemungkinan akan menyebabkan tekanan yang lebih besar pada tempat-tempat yang sudah populer dan lebih banyak keberatan dari penduduk setempat.

Jeritan warga lokal

Seperti diceritakan di awal artikel, kehidupan di desa Hallstatt, Austria yang indah dan masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO, tiba-tiba berubah menjadi hiruk pikuk. Pada bulan Agustus, sekitar 100 penduduk dari total 800 jiwa turun ke jalan untuk menyampaikan protes.

Mereka menuntut pembatasan jumlah pengunjung harian dan jam malam bagi bus wisata. Alasannya? Desa mereka merasa kewalahan dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat.

Bukan hanya Hallstatt, kota-kota lain seperti Venesia juga mengalami masalah serupa. Warga Venesia berjuang keras untuk melarang kapal pesiar besar berlabuh di kanal utama mereka. Pada tahun 2021, pemerintah setempat akhirnya mengeluarkan larangan bagi kapal pesiar dengan bobot lebih dari 25.000 ton untuk melintasi Kanal Giudecca.

Di Prancis, kota Marseille juga mengambil langkah untuk mengatasi masalah overtourism. Mereka menerapkan sistem manajemen aliran bagi penumpang kapal pesiar, terutama di sekitar Basilika Notre-Dame-de-la-Garde yang populer. Langkah ini diambil untuk mengurangi kemacetan dan memastikan kenyamanan pengunjung serta penduduk setempat.

Bahkan di Orkney, Skotlandia, penduduk setempat juga merasa terganggu dengan jumlah kapal pesiar yang berlabuh di pantai mereka. Oleh karena itu, dewan lokal setempat mengusulkan rencana untuk membatasi jumlah kapal pesiar yang berlabuh setiap harinya.

Baca Juga: Pesona Wisata Teluk Ha Long di Vietnam yang Menyimpan Legenda