Kala Selembar Sampah Sudah Dianggap Sebagai 'Bencana' Bagi Tempat Wisata

By Ade S, Sabtu, 21 September 2024 | 08:03 WIB
Kepadatan pendaki di Gunung Merbabu. Satu bungkus sampah ternyata bisa merusak ekosistem yang rapuh. Temukan fakta mengejutkan tentang dampak sampah terhadap lingkungan di tempat wisata. (Dokumentasi pribadi Ryan Hidayat via Kompas.com)

Dana Watts, direktur eksekutif Leave No Trace Center di Colorado, mengatakan, “Jika kita melihat skalanya, jumlahnya sangat besar.”

Prinsip “tidak meninggalkan jejak” saat mengunjungi taman nasional bukan hanya sekedar menjaga kebersihan lingkungan, namun juga merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari perlindungan terhadap satwa liar.

Sampah makanan, perusak jangka panjang bagi ekosistem

Meskipun sisa-sisa keripik Cheetos yang terjatuh di Carlsbad Caverns telah berhasil dibersihkan, masalah sampah makanan ternyata memiliki dampak yang jauh lebih luas dan jangka panjang. Waktu yang dibutuhkan untuk mengurai sampah sangat bervariasi tergantung pada jenis sampah dan lingkungannya.

Clara-Jane Blye, asisten profesor pariwisata berkelanjutan di University of Utah dan anggota dewan Leave No Trace Canada, menjelaskan bahwa "inti apel atau kulit pisang akan lebih lama terurai di gurun dibandingkan di hutan atau lahan basah."

Sementara itu, "Jika kita membuang barang-barang seperti kantong plastik atau kaleng logam atau sampah lainnya ke laut, waktu peluruhannya bisa mencapai ratusan hingga ribuan tahun," papar Carlos Duarte, profesor ilmu kelautan di King Abdullah University of Science and Technology di Arab Saudi.

Selain memperpanjang waktu penguraian, sampah juga dapat mengubah perilaku hewan dan merusak ekosistem. Hewan-hewan seperti burung dan ikan seringkali salah mengira sampah plastik sebagai makanan, sehingga perut mereka penuh namun mereka tetap kelaparan.

Beruang yang terbiasa mencari makanan di tempat sampah juga menjadi masalah serius karena dapat membahayakan manusia dan akhirnya harus dimusnahkan.

Bahkan sampah organik seperti kotoran hewan pun dapat menimbulkan masalah. Kotoran anjing misalnya, dapat membawa patogen baru yang mengganggu ekosistem dan menganggu pergerakan hewan seperti rusa dan elk.

Kotoran manusia dan kertas toilet juga dapat mencemari sumber air dengan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kesehatan manusia. "Hal ini dapat membuat kita sangat, sangat sakit," kata Blye.

Untuk mengatasi masalah ini, para ahli menyarankan agar kita membawa kantong khusus untuk membuang air kecil saat berada di alam bebas. Meskipun terdengar aneh, hal ini lebih baik daripada membuang air kecil sembarangan yang dapat mencemari lingkungan.

Baca Juga: Overtourism: Ketika Tempat yang Dianggap 'Surga' Berubah Jadi 'Neraka'