Penemuan Kembali Kota Mesir Kuno yang Hilang Ungkap Rahasia Peradaban

By Sysilia Tanhati, Rabu, 2 Oktober 2024 | 16:20 WIB
Kuil Aten kecil di Akhetaten. Nama "Amarna" berasal dari nama suku "Beni Amran" yang hidup di daerah itu dan mendirikan beberapa pemukiman. Nama Mesir kuno tempat ini adalah 'Akhetaten'. (Markh/English Wikipedia)

Tanis, pusat perdagangan yang kaya di Mesir kuno

Dipopulerkan oleh Indiana Jones dan Raiders of the Lost Ark, Tanis yang hilang menghasilkan banyak sekali informasi dan artefak yang memukau. Namun, sebagian besar penggambaran sinematik kota tersebut adalah fiksi. “Tidak ada Tabut Perjanjian atau Nazi yang terlibat dalam penemuan kota yang hilang ini,” tulis Jessica Kenmore di laman The Collector.

Terletak di timur laut Delta Sungai Nil, kota kuno Tanis merupakan pusat perdagangan yang kaya. Kota ini jaya selama berabad-abad sebelum Aleksandria didirikan. Selama dinasti ke-21 dan ke-22 Mesir kuno, Tanis juga berfungsi sebagai tempat kedudukan kerajaan untuk Mesir Hilir.

Para arkeolog mulai menggali Tanis pada abad ke-19. Pada tahun 1939 sebuah kompleks makam kerajaan yang spektakuler ditemukan. Penemuan luar biasa ini mencakup ruang makam utuh yang tidak terganggu selama hampir 3.000 tahun. Kuil, kompleks perumahan, dan banyak artefak ditemukan selama penggalian berikutnya. Beberapa artefak paling luar biasa ditemukan dari makam. “Termasuk sarkofagus yang rumit, topeng emas, perhiasan, dan keramik mewah,” Kenmore menambahkan.

Penemuan penting lainnya adalah ruang makam Raja Sheshonq II. Nama dan kisah tentang sang raja hilang sampai para arkeolog menemukan makamnya.

Apa yang terjadi pada Tanis?

Tanis bangkit pada masa ketika kekuatan politik terbagi. Seiring berjalannya waktu, kekuasaan menjadi terkonsolidasi. Ibu kota Mesir Hilir akhirnya ditinggalkan demi Memphis. Struktur kota yang dulunya ramai dan makmur itu tertutup pasir dan lumpur saat Sungai Nil akhirnya bergeser.

Kota Abydos dari era pradinasti

Abydos mungkin paling dikenal sebagai rumah bagi kuil Seti I yang ikonik. Terletak di Mesir Hulu, kota ini telah lama menjadi situs suci. Kota ini berfungsi sebagai pekuburan bagi bangsawan Mesir sebelum dinasti ke-1. Kemudian, Abydos berfungsi sebagai tujuan ziarah untuk pemujaan Osiris.

Makam-makam tersebut mengungkap artefak dan prasasti spektakuler. Prasasti-prasasti memberikan informasi yang berkaitan dengan periode pradinasti Mesir. Bejana keramik yang utuh telah mengungkap nama-nama raja pradinasti. Dan ada bukti bahwa bahasa tulis Mesir berkembang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya oleh para sejarawan.

Kuil Seti I yang terkenal dianggap sebagai salah satu yang paling penting dari semua situs Mesir kuno. Berusia lebih dari 3.000 tahun, struktur batu kapur yang megah ini terbuka menjadi aula berpilar yang ikonik. Kuil ini menampung beberapa halaman dan kapel yang dihias dengan rumit. Dinding kapel sangat penting bagi catatan sejarah. Pasalnya, ukiran-ukiran kapel menggambarkan adegan pemakaman yang penting.

Di nekropolis kuno tersebut juga ditemukan pabrik bir berskala industri yang dianggap sebagai yang tertua di dunia. Para peneliti memperkirakan bahwa pusat produksi ini berusia 5.000 tahun. Pabrik ini mampu menyediakan hampir 6.000 galon bir sekaligus. Prasasti makam menunjukkan bahwa bir tersebut digunakan dalam ritual pemakaman yang dilakukan di Abydos.