Cadmus, Pembunuh Naga dalam Mitologi Yunani yang Dianggap Sebagai Sumber Tragedi

By Ricky Jenihansen, Jumat, 11 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Lukisan Cadmus melawan naga karya Hendrik Goltzius. Cadmus dikenal sebagai dragon slayer dalam mitologi Yunani. (Hendrik Goltzius/Wikimedia Commons)

Perlu dicatat bahwa Thebes masih ada dan merupakan kota kecil di utara Athena di unit regional Boeotia (juga dieja sebagai Viotia).

Lukisan Cadmus Sowing the Dragon's Teeth karya Peter Paul Rubens. (Rijksmuseum/Public Domain)

Cadmus dan naga

Saat Cadmus bersiap untuk mengorbankan sapi itu kepada dewi Athena, ia mengirim pengikut dan kawan-kawannya ke mata air terdekat untuk mengambil air segar.

Ketika mereka pergi ke mata air itu, mereka mengetahui bahwa mata air itu dijaga oleh naga besar dan menakutkan, yang dipersembahkan kepada Ares, dewa perang mitologi Yunani.

Naga itu membunuh seluruh pasukan Cadmus, memaksa sang pahlawan untuk menghadapi binatang buas itu sendirian.

Cadmus, setelah pertempuran yang menakutkan, akhirnya menang, berkat campur tangan dewa Athena. Sang dewi kemudian menyuruhnya untuk menabur gigi naga yang kalah itu ke dalam tanah.

Dari gigi-gigi ini muncul prajurit bersenjata lengkap yang dikenal sebagai Spartoi, yang dalam bahasa Yunani berarti 'yang ditabur'.

Pada awalnya, mereka bermusuhan dan menyerang Cadmus. Namun, para Spartoi justru mulai bertarung di antara mereka sendiri, dan dari pertarungan itu, hanya lima prajurit yang selamat.

Kelima Spartoi yang selamat ini kemudian menjadi leluhur atau pendiri kaum bangsawan Thebes. Mereka membantu membangun kekuatan politik dan militer kota Thebes, menjadikannya salah satu pusat kekuasaan di dunia Yunani kuno.

Sebagai hadiah atas keberaniannya, para dewa memberikan Cadmus tangan Harmonia, putri kesayangan Ares dan Aphrodite.

Baca Juga: Orestes, Pahlawan Tragis Sarat Pengorbanan dalam Mitologi Yunani