Whittier, Kota yang Hampir Semua Warganya Tinggal Bersama di Satu Atap

By Sysilia Tanhati, Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Di Whittier, Alaska, 85% dari penduduknya (272 orang) tinggal di satu bangunan apartemen. Di bangunan itu juga terdapat sekolah hingga rumah sakit. (Barbara Ann Spengler/CC BY 2.0)

Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda membayangkan tinggal bersama semua orang yang Anda kenal di kota - termasuk keluarga, teman, guru - di bawah satu atap?

Kira-kira itulah yang sebenarnya terjadi di Begich Towers of Whittier, tempat 85% penduduk suatu kota tinggal. Dari staf hingga pemiliknya, semuanya tinggal bersama di gedung ini, yang berdiri tegak di sudut kota.

Whittier berada di antara pegunungan tinggi yang tertutup salju. Oleh karena itu, tak heran jika pada 15 tahun yang lalu, satu-satunya cara untuk mengakses kota ini adalah dengan kapal.

Tantangan lain untuk tinggal di kota yang terletak di Alaska ini adalah para penduduknya harus berjuang melawan cuaca buruk sepanjang tahun.

Namun, tentu saja, fakta paling menariknya adalah Whittier hanya memiliki satu tempat menginap bagi pengunjung. Tempat yang sama di mana sebagian besar dari 272 penduduk kota itu tinggal.

Salah satu cara mencapai Whittier

Berbeda dengan 15 tahun lalu, saat ini, salah satu dari sedikit cara untuk mencapai Kota Whittier yang sepi adalah dengan berkendara melalui terowongan satu arah. Terowongan ini membentang tepat di bawah gletser.

Namun, waktu terakhir pengemudi dapat memasuki terowongan sebelum ditutup adalah pukul 11 ​​malam di musim panas. Sedangkan di musim dingin, terowongan itu bisa dilewati hingga pukul 10.30 malam. Terowongan Memorial Anton Anderson - terowongan jalan raya terpanjang di Amerika Utara - membentang sepanjang 4 km.

“Terowongan ini menghubungkan Whittier ke daerah Portage dan kemudian ke Jalan Raya Seward di Alaska Selatan,” tulis Jowena Riley di laman Dailymail.

Diperlukan waktu sekitar 6 menit untuk melewati terowongan jika pengemudi melaju dengan kecepatan 40 km per jam. Karena terowongan tersebut merupakan jalan satu arah, setiap slot waktu dijadwalkan selama 15 menit.

Dimulai pukul 5.30 pagi di musim panas dan pukul 7 pagi di musim dingin. Kendaraan berukuran besar bahkan lebih dibatasi dan hanya diperbolehkan dari hari Senin sampai hari Kamis.

Baca Juga: Dunia Hewan: Rusa Besar Alaska Tertular Virus Rabies dari Rubah Kutub

Salah satu dari sedikit cara untuk mencapai Kota Whittier yang sepi adalah dengan berkendara melalui terowongan satu arah Anton Anderson Memorial. (Enrico Blasutto/CC BY-SA 4.0)

Keterbatasan lainnya adalah gerbong kereta dan Alaska Railroad Corporation harus bergantian. Sakelar rel kereta digunakan untuk mengarahkan kereta menjauh dari terowongan sebelum terowongan dapat dibuka untuk lalu lintas jalan raya.

Whittier sendiri merupakan satu-satunya titik pertukaran barang yang layak bagi layanan tongkang milik Alaska Railroad. Tongkang tersebut menghubungkan Alaska dengan wilayah lain di Amerika Serikat dan Kanada. Titik ini sangat penting bagi negara bagian tersebut karena pelabuhan air dalamnya bebas es sepanjang tahun. 

Segala sesuatu di bawah satu atap

Sebagian besar penduduknya tinggal di bekas barak tentara 14 lantai, menyerupai hotel tua. Begich Towers terletak di pinggir kota dan dideskripsikan dalam California Sunday Magazine seperti “lorong sekolah menengah”.

Selesai dibangun pada tahun 1957, bangunan ini memiliki 150 apartemen dengan dua dan tiga kamar tidur. Bangunan ini dirancang untuk menjadi markas besar Korps Zeni Angkatan Darat Amerika Serikat.

“Ada papan pengumuman di sepanjang pintu masuk lorong,” kata Erin Sheehy, seorang penulis yang mengunjungi kota itu. “Papan pengumuman itu terbuat dari balok beton dan semuanya dicat kuning pucat.”

Awalnya bernama Gedung Hodge, nama gedung ini kemudian diubah menjadi Kondominium Begich Towers pada tahun 1972. Nama tersebut dipakai untuk mengenang Nick Begich, seorang anggota Kongres Alaska yang menghilang di daerah itu. Ia diduga tewas dalam kecelakaan pesawat.

Cuaca di desa tersebut menjadi faktor penting mengapa penduduknya memiliki semua yang mereka butuhkan di bawah satu atap. Di musim dingin, Whittier dapat dilanda angin kencang berkecepatan 96 km per jam.

Suhu rata-rata tahunannya hanya 5,1 derajat Celsius, dengan bulan terpanas adalah Juli yang "hanya" mencapai 14 derajat Celsius. Pada bulan Januari, suhu rata-rata mencapai -2,1 derajat Celsius. Namun, pada bulan Desember 1942, Whittier mencapai rekor terendah -34 derajat Celsius.

Di Begich Towers, semua fasilitas, termasuk kantor polisi, toko kelontong, binatu, gereja, dan rumah sakit, berada di bawah satu atap.

Untuk mencegah siswa berjalan di luar saat musim dingin, Whittier School bahkan terhubung ke terowongan di lantai dasar menara barat. Lantai pertama gedung ini memiliki hampir semua yang dibutuhkan agar kota dapat berjalan lancar.

Di satu sisi Begich Towers terdapat kantor pos dan di sisi lainnya terdapat kantor polisi. Anda dapat melihat kantor pemerintah dan Toserba Kozy Korner yang ramai di dalam gedung.

Terdapat pula taman bermain dalam ruangan. Menurut jumlah pendaftaran tahun 2019-2020, taman bermain ini melayani sekitar 48 siswa dari usia prasekolah hingga sekolah menengah atas.

Seorang guru yang tinggal di Begich Towers, Erika Thompson, mengatakan bahwa kehidupan normal. “Terlepas dari bagaimana dunia luar memandang desa tersebut,” kata Erika.

“Bagi saya, ini seperti rumah,” katanya. “Pada umumnya, Anda mengenal semua orang. Ini adalah komunitas di bawah satu atap. Kami memiliki semua yang kami butuhkan.”

Wilayah Alaska ini mengalami cuaca yang sangat berubah-ubah, dengan hembusan angin berkecepatan hingga 60 mph dan hujan salju setinggi 6 meter–10 meter. Oleh karena itu, masuk akal bagi penduduk kota untuk tinggal di satu gedung dan memiliki semua yang dibutuhkan di satu lokasi.

Penduduk Whittier bahkan tidak dapat bepergian ke mana pun karena cuaca dan jalan yang buruk. Jika mereka bepergian, mereka akan kesulitan untuk kembali karena tidak ada cara mudah untuk mencapai lokasi ini. Orang-orang lebih suka tinggal di gedung karena alasan ini.