'Tebus Dosa Karbon', Kompas.com Tanam 5.000 Bibit Mangrove di Subang

By Lastboy Tahara Sinaga, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Berdasarkan laporan Kompas.com, Pantai Pondok Bali di Desa Mayangan, Subang, mengalami abrasi parah. Sekitar 11 hektar lahan pesisir telah tenggelam, dan garis pantai telah bergeser sejauh 1,5 kilometer akibat abrasi. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Di Pulau Burung, para relawan mendapat pengarahan oleh Wanadri sebelum melakukan penanaman bibit mangrove. Setelah itu, mereka langsung menuju pesisir untuk menanam. Batang-batang mangrove muda yang dibenamkan ini, menyimpan harapan sebagai penyerap emisi karbon, pemulih ekosistem pesisir, dan pelindung abrasi.

Para karyawan Kompas.com menanam bibit mangrove di pesisir Pantai Subang, Jawa Barat. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Mansur Ahmad, salah satu tokoh masyarakat yang gencar menanam mangrove. Ia tergabung dalam anggota Wanadri dan menjabat sebagai Site Manajer Wali Mangrove Mayangan. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Meski terlihat mudah, dibutuhkan komitmen setelah menanam bibit-bibit mangrove. Sebab, mangrove perlu waktu sekitar 20 tahun untuk dapat tumbuh cukup kuat dan bermanfaat secara maksimal. 

Maka dari itu, Wali Mangrove yang terjun dalam aksi konservasi ini, tetap mengawal pertumbuhan mangrove. Sehingga, bibit yang telah ditanam dapat terus berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat sekitar dalam merawat mangrove juga diperlukan untuk mewujudkan pesisir Pantai Subang yang lestari.

"Wali Mangrove ini bukan hanya tanam, tapi kita pelihara. Jadi 5.000 bibit mangrove yang telah didonasikan akan ditanam dan dipelihara selama dua tahun. Jadi kalau mati, kita wajib ganti," ungkap Feby Nugraha, Ketua Divisi Lingkungan Wanadri.

Kepedulian Kompas.com terhadap emisi karbon melalui Program Wali Asuh Mangrove, diharapkan dapat menjadi media pertama di Indonesia yang memulai langkah menuju netralitas karbon.