Selidik Clytemnestra, Pahlawan atau Penjahat dalam Mitologi Yunani?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 13 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Lukisan pembunuhan Clytemnestra dan Aegistus oleh Orestes dalam mitologi Yunani. (Charles-Auguste Van den Berghe/Public Domain)

Tindakan ini dianggap oleh Clytemnestra sebagai pengkhianatan, yang membuatnya malu dan marah.

Selain Clytemnestra, Aegisthus juga punya alasan untuk membenci Agamemnon. Sudah terjadi perseteruan berdarah antara kedua keluarga mereka.

Ayah Aegesthus, Thyestes, telah dikhianati oleh ayah Agamemnon, Atreus. Aegisthus sebenarnya adalah sepupu Agamemnon dan telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk membalas dendam pada keluarga Agamemnon.

Karena Agamemnon telah lama menghilang, Aegisthus dan Clytemnestra berselingkuh dan merencanakan pembunuhan Agamemnon bersama-sama.

Menurut beberapa versi kisah mitologi Yunani, pembunuhan dilakukan Clytemnestra saat suaminya lengah.

Dalam cerita terkenal Aeschylus, ketika Agamemnon kembali ke rumah, Clytemnestra yang tampaknya ramah menyambutnya, menunggu sampai dia lengah.

Ketika dia sedang mandi, dia menutupinya dengan jaring atau jubah dan menikamnya sampai mati.

Setelah kejahatan kejam ini, Clytemnestra dan Aegisthus naik takhta Mycenae dan memerintah wilayah mereka selama tujuh tahun.

Dalam versi awal Homer dalam Odyssey, Aegisthus menempatkan para penjaga untuk mengawasi kepulangan Agamemnon, lalu membujuknya ke sebuah perjamuan di mana ia dan para pengikutnya disergap dan dibunuh.

Dalam kedua kasus tersebut, Agamemnon dibunuh secara brutal. Cassandra juga tidak berhasil bertahan hidup. Ia juga dibunuh oleh Clytemnestra karena cemburu.

Orestes, the son of Clytemnestra, being Pursued by the Furies karya William Adolphe Bouguereau 1862. (Creative Commons/Public Domain)

Clytemnestra dan pengaruhnya pada seni