Bagaimana Band Militer Ottoman Menghancurkan Nyali Musuh Sekaligus Menginspirasi Eropa?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 15 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Lukisan karya pelukis Turki Arif Pasha yang menunjukkan kelompok Mehter dengan seragamnya. (wikipedia)

Membuat Takut

Ali Tufekci dalam Mehter Military Band and Alla Turca Style: Ottoman Impact on European Music mengungkap bahwa tugas utama Mehter adalah bermain sebagai persiapan perang dan di medan perang. "Mereka mendorong para prajurit agar bersikap dinamis dalam pertempuran, sehingga mampu terjaga dan tak gentar menghadapi musuh."

"Ketika pasukan Ottoman melewati beberapa titik penting di wilayahnya, Mehter tampil untuk mengumumkan kedatangan atau keberangkatan pasukan dari setiap kota. Hal itu dilakukan untuk menumbuhkan kepercayaan rakyat," tulis Ali sebagaimana dimuat pada laman Daily Sabah.

Pawai pasukan selama kampanye militer juga dipimpin oleh Mehter dan saat mereka memasuki wilayah musuh, musik dimainkan lebih intens, membuat pegunungan bergema hingga membuat musuh ketakutan bahkan sebelum mereka melihat pasukan.

Mehter memainkan musik berkali-kali selama ekspedisi, untuk mengumumkan kabar baik tentang penaklukan sebuah kastil atau kota, Mehter memainkan pawai saat bendera dikibarkan atas penaklukan baru tersebut.

Ketika istana dikepung, serangan dilakukan pada interval tertentu untuk meruntuhkan istana. Nada yang berbeda dimainkan untuk memastikan pengelompokan kembali pasukan dan nada lain sebagai tanda istirahat.

Semua komposisi ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi jasmani dan rohani para prajurit. Melodi heroik yang dimainkan saat berperang dibangun untuk menanamkan keberanian pada pasukan dan rasa takut pada musuh selama pertempuran.

Pawai Mehter tidak hanya mempengaruhi prajurit tetapi juga pada hewan dengan memberikan dampak baik positif dan negatif selama pertempuran. Bangsa Turki menyadari bahwa beberapa melodi mampu membuat hewan lebih efisien dalam perang.

Kuda akan lebih aktif saat berjalan mengikuti suara Mehter dan, seperti para prajurit, mereka menjadi lebih berani, dan berdiri tegak untuk mengalahkan musuh.

Selama pertempuran, teriakan ribuan pasukan, ringkikan kuda, dan benturan pedang menyebabkan kegaduhan yang hebat. Ditambah lagi suara Mehter menyebarkan teror di antara barisan musuh.

Sejarawan Barat mencatat bahwa suara genderang, kos (gendang besar), naqqara (gendang Timur Tengah yang dimainkan berpasangan) dan zurna (seruling melengking), serta suara kuda dan prajurit menyebabkan ketakutan yang cukup kuat untuk menakuti musuh hingga ke relung jiwanya.

Baca Juga: Kunci Sukses 'Sosok Tunggal' di Balik 600 Tahun Kekuasaan Ottoman