Science Film Festival 2024: 'Terdesak' Kebutuhan untuk Menyelamatkan Bumi

By Ade S, Selasa, 15 Oktober 2024 | 19:03 WIB
Para siswa sedang menonton film 'Nine-and-a-half Hydrogen - The Green Energy of the Future?'. Film ini ditayangkan dalam pembukaan Science Film Festival di Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa (15/10/2024). (National Geographic Indonesia/Ade Sulaeman)

Baca Juga: Science Film Festival Ajak Anak Sadar Masalah Energi

Melalui film ini, para siswa dapat melihat secara langsung bagaimana produk sehari-hari yang mereka gunakan dihasilkan dan bagaimana proses produksi tersebut berdampak pada lingkungan.

Selain menikmati film-film menarik, seperti Science Film Festival edisi-edisi sebelumnya, para siswa juga berkesempatan untuk terlibat langsung dalam eksperimen sains yang dipandu langsung oleh Ragil Dimas Pamungkas atau lebih dikenal sebagai Kang Guru Ipa.

Melalui eksperimen "Sentripetal dalam Gelas", Ragil menantang para peserta untuk memindahkan bola pingpong dari atas meja ke dalam botol tanpa menyentuhnya. Eksperimen ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep gaya sentripetal.

Melalui eksperimen ini, para siswa belajar bahwa gaya sentripetal adalah gaya yang menyebabkan suatu benda bergerak melingkar, seperti perputaran Bumi yang menghasilkan musim, iklim, dan cuaca.

"Melalui eksperimen ini juga kita bisa menunjukkan bahwa eksperimen itu tidak perlu menggunakan alat yang mahal, malah justru bisa menggunakan alat-alat di sekitar," ungkap Ragil.

Fenomena global yang menginspirasi jutaan pemuda

Sejak pertama kali digelar di Thailand pada tahun 2005, Science Film Festival telah menjelma menjadi sebuah fenomena global yang menginspirasi jutaan pemuda di seluruh dunia.

Dengan misi mulia untuk mempromosikan literasi sains melalui cara yang menyenangkan dan menghibur, festival ini telah berhasil menjangkau berbagai penjuru dunia, termasuk Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Indonesia sendiri turut menjadi bagian penting dari perjalanan panjang Science Film Festival. Sejak diperkenalkan pada tahun 2010, festival ini telah berhasil memikat hati ratusan ribu penonton di Tanah Air. Angka ini terus meningkat setiap tahunnya, membuktikan bahwa minat masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, terhadap sains semakin besar.

Pada tahun 2023 lalu, Science Film Festival berhasil mencatatkan rekor jumlah penonton yang luar biasa, yakni sekitar 860.000 orang di 21 negara. Di Indonesia saja, lebih dari 122.000 penonton telah ikut serta dalam acara ini. Angka-angka ini menunjukkan betapa besar pengaruh Science Film Festival dalam mendorong minat generasi muda terhadap sains dan teknologi.

Tahun ini, Science Film Festival kembali hadir dengan lebih banyak kejutan. Diselenggarakan secara internasional di 23 negara sejak 1 Oktober hingga 20 Desember 2024, festival ini menghadirkan beragam film dokumenter menarik yang mengangkat tema-tema terkini dalam dunia sains.

Melalui film-film ini, penonton, khususnya generasi muda, diajak untuk menjelajahi berbagai fenomena alam, memahami teknologi terbaru, mengintip masa depan yang penuh dengan inovasi, serta tentu saja lebih peduli terhadap lingkungan.

Sebab, seperti dituturkan oleh Fatchiah E. Kertamuda, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, saat pembukaan Science Film Festival 2024, "Generasi muda adalah kepanjangan tangan untuk menjaga lingkungan di masa mendatang."