Singkap Makna Cakram Misterius dari Peradaban Minoa, Peta Navigasi Antarbintang?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 16 Oktober 2024 | 14:00 WIB
Diperkirakan berasal dari Peradaban Minoa, ilmuwan masih berusaha mengungkap makna dari Cakram Phaistos. (Aserakov/CC BY-SA 3.0)

Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 1908, seorang arkeolog di Kreta menemukan cakram tanah liat kecil dengan simbol-simbol yang tidak diketahui. Disebut sebagai Cakram Phaistos, cakram ini tetap menjadi teka-teki yang belum terpecahkan hingga kini.

Sebagai salah satu teka-teki besar arkeologi modern, cakram ini telah menciptakan perdebatan yang terus berlangsung di antara para cendekiawan. Selama lebih dari satu abad, para ahli berdebat tentang fungsi dan makna cakram tanah liat kuno seukuran telapak tangan.

Penemuan Cakram Phaistos dari Peradaban Minoa

Pada 3 Juli 1908, arkeolog Italia Federico Halbherr melakukan penggalian di situs Istana Minoa di Phaistos, Kreta Selatan. Halbherr melakukan penggalian bersama muridnya, Luigi Pernier, dan tim.

Mereka menemukan endapan bawah tanah di antara reruntuhan. Di dalam endapan tersebut, Pernier menemukan tulang-tulang dan abu yang hangus. Terdapat cakram tanah liat berwarna cokelat keemasan di antara tulang dan abu itu.

Pernier mengambil cakram itu dan melihat bahwa cakram itu ditutupi di kedua sisinya dengan serangkaian gambar kecil. Kini, lebih dari seratus tahun kemudian, makna gambar pada cakram itu masih belum diketahui.

Banyak upaya dikerahkan untuk mengetahui makna dan fungsi cakram itu. Meski ada banyak informasi baru tentang Peradaban Minoa kuno, makna cakram itu belum berhasil diungkap.

Berbagai teori tentang Cakram Phaistos

Cakram itu, yang kini disimpan di Museum Arkeologi Heraklion, terus memicu imajinasi para akademisi dan amatir. Berbagai penafsiran yang diajukan.

Dimensi cakram itu—berdiameter 17 cm dan tebal 3,8 cm—membuatnya mudah dipegang. Beberapa orang berteori bahwa itu adalah bagan astronomi portabel yang digunakan untuk menghitung gerhana atau sejenis kalender lunisolar.

“Karena tidak adanya bukti kuat mengenai tujuan sebenarnya, berbagai macam teori bermunculan,” tulis Francisco del Río di laman National Geographic.

Baca Juga: Curetes, Penghuni Pertama Kreta yang Mistik dalam Mitologi Yunani