Batavia Jadi Medan Perang Propaganda Ottoman Selama Perang Dunia I

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Koran Otoesan Hindia yang jadi propaganda politik. (Monumen Pers Nasional)

Rafet mengkritik kondisi ekonomi Hindia Belanda selama Perang Dunia Pertama. Menurutnya, orang-orang Tionghoa berperan buruk dengan menimbun berbagai produk sehingga harga banyak barang menjadi terlalu mahal.

Dalam konteks ini, Rafet Bey berusaha mendukung komunitas Hadhrami dalam persaingan antara pedagang Hadhrami dan Tionghoa di Jawa saat itu.

Sarekat Islam: Didirikan 2 lulusan Hadrami-Hindia Belanda yang sekolah Ottoman (wikimedia commons)

Komunitas Hadhrami membantu orang Jawa mendirikan organisasi modern bernama Sarekat Dagang Islam. Oleh karena itu, ada aliansi antara Ottoman, Hadhrami, dan masyarakat Jawa untuk menghadapi persaingan dengan pedagang Tionghoa.

Dalam surat kabarnya, Neraca, Sarekat Islam mengkritik kapitalisme para pedagang Tionghoa, menentang aktivitas pedagang Tionghoa.

Meskipun Rafet Bey jauh dari medan pertempuran, ia tetap harus bekerja untuk mendapatkan dukungan umat muslim di Hindia Belanda.

Ahmet Hancoglu berpendapat bahwa deklarasi jihad Ottoman kepada umat muslim di Asia Selatan dan Asia Tenggara bukanlah prioritas utama, karena jihad yang paling penting bukan untuk umat Sunni, melainkan untuk menarik umat Syiah guna membela tanah Islam di wilayah Ottoman.

Namun, reaksi umat muslim (yang mayoritas Sunni) di Hindia Belanda selama Perang Dunia Pertama adalah positif. Mereka mendukung Ottoman dengan uang dan media mereka, terutama surat kabar mereka.

Oleh karena itu, menyebarkan berita dukungan dan menyebarkan instruksi jihad menjadi agenda utama konsulat Ottoman di Batavia selama Perang Dunia Pertama untuk mendapatkan dukungan dari umat muslim di Hindia Belanda. Dukungan ini penting untuk mempertahankan posisi Utsmaniyah dalam perang.

Konsulat Ottoman dan Jerman di Batavia selalu berusaha bekerja sama dalam berbagai aktivitas, terutama selama Perang Dunia Pertama. Dengan upaya mereka dalam menyebarkan propaganda jauh dari medan pertempuran, banyak umat muslim di Hindia Belanda yang bersimpati pada Ottoman.

Dalam konteks ini, cabang Hilal-i Ahmer Cemiyeti di Batavia memainkan peran yang sangat penting dalam mengumpulkan sumbangan dari umat muslim meskipun ada pembatasan dari pemerintah Belanda mengenai pengumpulan uang amal selama Perang Dunia Pertama.

Dapat disimpulkan bahwa Batavia menyaksikan perang propaganda antara Ottoman, Jerman, dan Inggris selama Perang Dunia Pertama.