Batavia Jadi Medan Perang Propaganda Ottoman Selama Perang Dunia I

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Koran Otoesan Hindia yang jadi propaganda politik. (Monumen Pers Nasional)

Dalam pemberitaan tentang Perang Dunia Pertama, Pantjaran Warta selalu mendukung Ottoman. Surat kabar ini memberi tahu para pembacanya yang berbahasa Melayu tentang kondisi tentara Ottoman di medan perang: 

Seperti yang telah kami tulis dalam beberapa minggu terakhir mengenai bagaimana perlakuan muslim Turki terhadap musuh-musuh mereka, kami berharap Tuan Law (Menteri Keuangan Inggris) tidak perlu khawatir, karena mereka (muslim Turki) harus menghadapi musuh-musuh mereka, dan selalu memperlakukan musuh mereka dengan baik.”

Dalam edisi Pantjaran Warta yang diterbitkan pada hari raya Idulfitri, surat kabar tersebut dengan jelas mendukung Ottoman dalam Perang Dunia Pertama. Goenawan, sebagai editor, menulis bahwa umat muslim di Hindia Belanda selalu mencintai Turki (Ottoman). Ia menulis: 

"Kita semua sebagai muslim mencintai Turki dari perkataan merasuk hingga ke tulang kita. Tidak ada gunanya jika Inggris menerbitkan berita untuk mencoba membuat kita membenci Ottoman. Para pembaca, percayalah!"

Berkat koneksinya yang luas di Hindia Belanda, Rafet Bey berhasil mengumpulkan dukungan dan sumbangan dari umat muslim di seluruh Hindia Belanda.

Dalam upayanya, dia mengorganisir Hilal-i Ahmer Cemiyeti (Perkumpulan Bulan Sabit Merah), sebuah organisasi amal Ottoman yang didirikan pada tahun 1912 selama perang Balkan untuk membantu para janda dan yatim piatu tentara Ottoman.

Pada 16 Maret 1916, cabang Hilal-i Ahmer Cemiyeti di Batavia berhasil mengumpulkan uang sebanyak 2.120 gulden Hindia Belanda, yang kemudian dikirimkan kembali ke pusat organisasi di Istanbul.

"Dalam konteks ini, Rafet Bey berhasil memainkan peran diplomatik yang penting karena mampu menjalin hubungan dengan komunitas Arab-Hadhrami di Batavia," ungkap Frial.

Sejak pembukaan konsulat Ottoman di Batavia, komunitas Arab-Hadhrami berperan penting dalam membantu Ottoman di Asia Tenggara melalui kerja sama baik secara diplomatik dan ekonomi.

Berkat hubungan baik antara konsulat Ottoman dan komunitas Hadhrami, Hilal-i Ahmer Cemiyeti dapat beroperasi di Hindia Belanda. Ketua dari Hilal-i Ahmer Cemiyeti Hindia Belanda adalah Sayyid Hasan bin Semit, seorang Hadhrami.

"Seperti ia mendapatkan dukungan dari komunitas Hadhrami, Rafet Bey juga mendukung mereka dalam kehidupan sosial. Ini kontras dengan hubungannya dengan komunitas Tionghoa di Hindia Belanda," jelas Frial.

Baca Juga: Kunci Sukses 'Sosok Tunggal' di Balik 600 Tahun Kekuasaan Ottoman