Atau pun juga fakta lain yang membuat masalah semakin membingungkan, ada pula praktik pada abad ke-19 yang mengawetkan rambut dengan cara membuat larutan arsenik dan bubuk rambut.
Meskipun demikian, baik jurnalis maupun penggemar sejarah telah menerima berbagai teori konspirasi yang melibatkan keracunan arsenik. Beberapa mengklaim bahwa tersangka pembunuh (mungkin secara tidak sengaja) adalah Charles Tristan, Marquis de Montholon.
Dugaan itu menguat karena Marquis merupakan teman baik Napoleon saat mereka berdua berada di pulau St. Helena. Sebuah motif bahkan diuraikan dalam surat wasiat Napoleon yang mewariskan 2 juta franc kepada Montholon.
Sayangnya, seperti yang pernah dikatakan Napoleon, sejarah adalah dongeng yang disetujui banyak orang, tak ada yang tahu kebenaran teori itu. Rekam medis lebih meyakini laporan keluarga tentang riwayat sakit Napoleon.
Riwayat medis keluarga menyebut bahwa Napoleon mengidap karsinoma lambung, dan kondisi kanker lambungnya yang parah serta ulkus stres berdarah, yang diperburuk oleh semua resep dokternya, menyebut jika sakit inilah yang sangat mungkin.
Betapa pun, penelitian lebih lanjut masih diurungkan karena menilai tindakan itu sebagai sia-sia jika melihat reputasi Napoleon secara holistik. Sejarah mengajarkan, tokoh sebesar Napoleon pun bisa saja miliki hidup yang berakhir melarat dan bersakit-sakit.