Profesor Zhu, salah satu peneliti terkemuka dalam bidang ini, menekankan pentingnya pemilihan spesies yang tepat dalam upaya restorasi padang rumput.
Beliau menyatakan, "Jika tujuan kita adalah mengembalikan padang rumput ke kondisi semula, kita harus cermat dalam memilih jenis spesies yang akan ditanam. Keputusan ini tidak boleh lepas dari pertimbangan perubahan iklim yang terus berlangsung."
Penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaji pergeseran komposisi spesies di padang rumput telah menghasilkan temuan yang beragam dan terkadang saling bertentangan.
Beberapa studi menunjukkan adanya peningkatan relatif populasi rumput di bawah kondisi pemanasan global, sementara studi lainnya justru menunjukkan pola pergeseran yang lebih kompleks dan tidak konsisten.
Ketidaksesuaian hasil penelitian ini mengindikasikan adanya kompleksitas yang tinggi dalam merespons perubahan iklim, serta kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi dinamika komunitas padang rumput.
Mengingat pentingnya isu ini dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, para peneliti menyerukan perlunya dilakukan penelitian yang lebih intensif dan komprehensif.
Pengumpulan data yang sistematis dan jangka panjang serta analisis yang kuat menjadi kunci untuk mengungkap pola-pola perubahan yang lebih jelas dan membangun model prediksi yang lebih akurat.
Dalam upaya memahami respons ekosistem terhadap perubahan iklim yang semakin cepat, para peneliti telah melakukan studi mendalam di salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, yaitu California Floristic Province (CFP).
Dengan lebih dari 5.000 spesies tumbuhan asli, sebagian besar di antaranya bersifat endemik, CFP menjadi laboratorium alam yang ideal untuk mengamati dampak perubahan iklim terhadap komunitas tumbuhan.
Melalui pengamatan jangka panjang selama 8 hingga 33 tahun di lebih dari 12 situs yang tersebar di wilayah CFP, para peneliti berhasil mendokumentasikan perubahan-perubahan signifikan dalam komposisi spesies padang rumput.
Seiring dengan meningkatnya suhu dan berkurangnya curah hujan, komunitas padang rumput di CFP mengalami pergeseran komposisi menuju dominasi spesies yang lebih adaptif terhadap kondisi lingkungan yang lebih hangat dan kering.
Baca Juga: Asia dalam Bahaya, Perubahan Iklim Buat Badai akan Semakin Sering Menerjang