Nationalgeographic.co.id—Bayangkan pagi Anda tanpa secangkir kopi hangat yang menenangkan. Sulit, bukan? Namun, perubahan iklim mengancam kenikmatan sederhana ini.
Dari perkebunan di dataran tinggi yang diselimuti kabut hingga cangkir di tangan Anda, kopi rentan terhadap dampak buruk pemanasan global. Gelombang panas yang ekstrem, kekeringan berkepanjangan, dan perubahan pola curah hujan yang tak menentu menjadi ancaman nyata bagi para petani kopi.
Pohon-pohon kopi yang biasanya tumbuh subur di iklim tertentu kini kesulitan beradaptasi dengan perubahan suhu yang drastis. Hama dan penyakit tanaman pun semakin mudah menyebar, merusak hasil panen dan mengancam mata pencaharian jutaan petani.
Tidak hanya itu, perubahan iklim juga memengaruhi cita rasa kopi yang kita nikmati. Kenaikan suhu dapat menyebabkan biji kopi matang lebih cepat dan menghasilkan rasa yang kurang kompleks.
Kekurangan air akibat kekeringan dapat membuat biji kopi menjadi pahit dan asam. Perubahan komposisi tanah akibat erosi juga dapat mengurangi kandungan nutrisi yang dibutuhkan tanaman kopi untuk tumbuh optimal.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan minuman favorit jutaan orang ini? Bagaimana kita bisa memastikan bahwa generasi mendatang masih bisa menikmati secangkir kopi di pagi hari? Temukan jawabannya dalam artikel ini.
Peningkatan suhu yang membuat pohon kopi merana
Dalam suatu wawancara para ahli kopi, Sarada Krishnan dan Hanna Neuschwander, memberikan pandangan yang mengkhawatirkan. Mereka menjelaskan bahwa perubahan iklim berdampak sangat buruk pada produksi kopi.
Krishnan, seorang ahli tanaman dari Global Crop Diversity Trust, mengungkapkan bahwa kopi Arabika, jenis kopi yang paling banyak kita minum (menyumbang sekitar 55% dari kopi global pada tahun 2022-2023), sangat rentan terhadap perubahan iklim.
"Kopi Arabika sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan kekeringan," katanya, seperti dilansir Anadolu. Karena perubahan iklim, tanaman kopi Arabika semakin sulit tumbuh di banyak daerah.
Peningkatan suhu global tidak hanya membuat kita kepanasan, tapi juga berdampak buruk pada tanaman kopi. Krishnan menjelaskan bahwa akibat cuaca yang semakin ekstrem, tanaman kopi menjadi kurang produktif, menghasilkan biji kopi yang berkualitas rendah, dan lebih rentan diserang hama penyakit.
Baca Juga: Pasangan Kopi yang Salah, saat Kenikmatan Malah Menjelma jadi Bencana
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR