Thersites, 'Jack Sparrow' dari Perang Troya dalam Mitologi Yunani

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 9 November 2024 | 08:00 WIB
Thersites, “Jack Sparrow” dari Perang Troya dalam mitologi Yunani adalah seorang anti-pahlawan, menantang otoritas dan mewujudkan ketegangan antara keberanian dan kepengecutan. (HC Selous/Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Thersites adalah seorang prajurit mitologi Yunani yang digambarkan dalam "Iliad" karya Homer sebagai tokoh anti-pahlawan. Ia dijuluki Jack Sparrow karena menjadi simbol perlawanan dalam budaya populer.

Filsuf Yunani kuno seperti Plato, menganggap Thersites sebagai badut. Sementara pemikir modern seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel dan Karl Marx memandangnya sebagai kritikus sosial pada masanya.

Nama Thersites secara harfiah diterjemahkan menjadi "orang yang memprovokasi dengan berani."

Dalam Iliad, ada tradisi yang menceritakan bahwa Thersites pernah ikut berburu Babi Calydonian. Namun, ketika dia melihat binatang buas itu, dia memutuskan untuk mundur, meninggalkan perburuan demi keselamatannya sendiri.

Homer menggambarkannya dalam Iliad sebagai elemen parasit, seorang pengecut yang hanya mengutuk, bertengkar, dan terus-menerus memprovokasi para bangsawan dan raja dengan hinaan dan perilaku kurang ajar.

Homer menggambarkan Thersites sebagai orang yang paling jelek secara fisik dalam Perang Troya.

Ia mengatakan bahwa Thersites bertubuh miring, lumpuh di salah satu kakinya, dan memiliki bahu melengkung yang menyentuh dadanya. Wajahnya juga lonjong, dan ia memiliki sedikit rambut di kulit kepalanya (kebotakan).

Bagi orang Yunani kuno, kecantikan fisik diartikan sebagai jiwa yang berbudi luhur. Di sisi lain, keburukan dalam penampilan tubuh mencerminkan jiwa jahat seseorang.

Orang Romawi kuno memiliki kepercayaan yang sama. Mereka berpikir bahwa wajah yang menyimpang juga menunjukkan jiwa yang menyimpang (Monstrum in fronte, monstrum in animo).

Jadi, dengan memulai dengan deskripsi keburukan fisiknya, Homer mengarahkan pendengarnya untuk membayangkan sifat jahat jiwa Thersites.

Adegan tersebut terjadi di tengah pertemuan orang-orang Akhaia. Agamemnon, yang ingin menguji ketahanan orang-orang Yunani, mengumumkan bahwa perang melawan Troya sia-sia.

Baca Juga: Empat Lukisan Eksotis Circe, Penyihir nan Kejam dalam Mitologi Yunani