Ia menyarankan mereka untuk menaiki kapal mereka dan kembali ke Yunani. “Kita berangkat bersama temanku, tanah air Gaia”.
Odysseus membela otoritas dan Thersites menantangnya
Reaksi orang-orang Akhaia bertentangan dengan harapan Agamemnon, karena mereka semua bergegas ke kapal, ingin segera pergi.
Kemudian, Odysseus, dengan bimbingan Athena, mengambil inisiatif dan menasihati orang-orang Akhaia untuk kembali.
Ia sering mengancam, memukul, dan menghina mereka, membela perlunya otoritas dengan frasa yang menjadi lambang: “Poliarki bukanlah hal yang baik. Seseorang akan menjadi pemimpin, raja.”
Kerumunan orang Akhaia “mematuhi” perintah Odysseus, kecuali Thersites yang tidak sopan, yang mulai menghina Agamemnon dan otoritasnya.
Thersites berkata, “Putra Atreus, apa yang kau keluhkan dan inginkan lagi? Tidak pantas bagimu, seorang penguasa, untuk menindas orang-orang Akhaia.”
Pemberontakan dan ejekan Thersites terhadap Agamemnon
Sebagian besar penulis Yunani Kuno, seperti Plato, menggambarkan Thersites sebagai sosok lancang dan jahat karena tindakannya.
Namun, beberapa penulis modern, seperti Seth Benardete, memiliki pandangan yang lebih positif terhadap sikap Thersites.
Baca Juga: Melacak Pulau Hunian Polyphemus sang Mata Satu dalam Mitologi Yunani