Nationalgeographic.co.id—Pertempuran Salamis merupakan pertempuran yang terjadi antara pasukan Persia dan pasukan Yunani kuno pada bulan September 480 SM. Jumlah pasukan Yunani kuno saat itu jauh lebih kecil dari pasukan Persia. Pertempuran Salamis dianggap oleh banyak sejarawan sebagai salah satu pertempuran paling menentukan dalam sejarah.
Sebuah jurnal hasil penelitian dari Pusat Penelitian Fisika Atmosfer dan Klimatologi di Akademi Athena berpendapat, bahwa orang-orang Yunani sebenarnya memilih lokasi Salamis setelah mempelajari kondisi iklim di area tersebut.
Hipotesis baru ini merupakan perkembangan penting mengenai salah satu pertempuran yang paling banyak dipelajari dan terkenal dalam sejarah dunia.
Jika Yunani tidak memenangkan pertempuran tersebut, banyak yang percaya bahwa invasi Persia ke Yunani akan berhasil, mengubah jalannya sejarah seperti yang kita kenal sekarang.
Pertempuran Salamis menjadi titik balik dalam Perang Yunani-Persia
Situasi Yunani saat itu sangat kritis. Sepuluh tahun sebelumnya, mereka berhasil mengalahkan Persia dalam Pertempuran Marathon meski peluangnya kecil.
Namun, pada tahun 480 SM, Persia kembali dengan pasukan yang jauh lebih besar, sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Sementara itu pasukan Yunani kalah jumlahnya dan hanya memiliki sedikit harapan untuk menang. Meski begitu, banyak negara-kota bersatu untuk memberikan perlawanan sekuat mungkin.
Pertempuran Thermopylae dan pertempuran laut di Artemisium terjadi hampir bersamaan. Thermopylae berakhir dengan kekalahan Yunani, sementara Artemisium tidak menghasilkan pemenang yang jelas. Kedua pertempuran ini menunjukkan bahwa orang Yunani memiliki keunggulan sebagai prajurit di darat dan laut.
Meskipun mereka belum yakin bisa mengalahkan Persia, orang Yunani tahu mereka dapat memberikan kerugian besar pada musuh. Pertempuran Salamis akhirnya membuktikan kehebatan angkatan laut Yunani.
Pada awal tahun 480 SM, Raja Xerxes memimpin pasukan besar Persia untuk menyerbu Yunani. Pasukan ini luar biasa besar, berbeda dari pasukan sebelumnya.
Ratusan ribu tentara menyeberangi laut dengan kapal atau melintasi dua jembatan ponton raksasa yang dibangun di atas Hellespont, sebuah teknik yang hanya bisa dilakukan oleh Persia.
Baca Juga: Paris, Pangeran Troya dalam Mitologi Yunani yang Memicu Perang Epik