Sembilan bulan kemudian, pohon mur itu terbelah, dan Adonis lahir. Bayi itu mewarisi kecantikan luar biasa dari ibunya.
Ketika Aphrodite melihat Adonis, ia begitu terpesona oleh kecantikannya sehingga memutuskan untuk menyembunyikannya dari para dewi lainnya. Ia mempercayakan Adonis kepada Persephone, dewi dunia bawah, untuk dirawat.
Namun, ketika Adonis tumbuh dewasa dan menjadi semakin tampan, Persephone jatuh cinta kepadanya dan menolak mengembalikan Adonis kepada Aphrodite.
Konflik pun terjadi antara kedua dewi tersebut, hingga Zeus turun tangan untuk menyelesaikannya. Zeus memutuskan bahwa Adonis harus menghabiskan empat bulan dalam setahun bersama Persephone di dunia bawah, empat bulan bersama Aphrodite, dan empat bulan sisanya sesuai keinginannya.
Karena cintanya kepada Aphrodite, Adonis memilih menghabiskan waktu bebasnya bersama sang dewi.
Adonis dikenal sebagai pemburu yang handal. Namun, dalam salah satu perjalanannya berburu di Hutan Afqa (dekat Byblos), ia diserang oleh babi hutan dan terluka parah.
Aphrodite, yang menemukan Adonis terluka, mencoba menyelamatkannya dengan menuangkan nektar magisnya pada luka Adonis.
Meskipun usahanya sia-sia dan Adonis meninggal, darahnya bercampur dengan nektar tersebut, mengalir ke tanah dan melahirkan bunga anemone, yang harum dan berwarna merah seperti darah Adonis. Darahnya juga mengalir ke sungai, mewarnai airnya menjadi merah. Sungai ini kemudian dikenal sebagai "Sungai Adonis" (kini disebut Nahr Ibrahim atau Sungai Abraham), yang terletak di desa Afqa, Lebanon.
Representasi Adonis di The Picture of Dorian Gray
Dalam The Picture of Dorian Gray, karakter Adonis menjadi arketipe yang mungkin memengaruhi tokoh utama, yaitu Dorian Gray.
Kisah Adonis tidak hanya berpusat pada keindahan fisiknya, tetapi juga pada isu-isu seperti cinta dan kompleksitas jiwa manusia.