Lord Henry secara langsung menghubungkan Dorian dengan Adonis di bab pembuka novel, menyebut Dorian sebagai “Adonis muda ini, yang terlihat seperti terbuat dari gading dan kelopak mawar.”
Hubungan ini menunjukkan bahwa kecantikan Dorian adalah sesuatu yang luar biasa dan unik, bahkan menjadi pertanda akan nasib tragisnya di masa depan.
Dalam bagian lain novel, Basil Hallward, pelukis potret Dorian, juga menyinggung keterkaitan tersebut.
Basil menggambarkan Dorian sebagai “ideal Helenik”-nya, yang secara langsung merujuk pada estetika klasik Yunani kuno dan konsep kecantikan dalam mitologi.
Mitos Adonis sendiri menjadi kerangka penting bagi beberapa tema utama dalam The Picture of Dorian Gray. Sama seperti Adonis yang memikat hati Aphrodite dan Persephone, Dorian juga menjadi pusat perhatian dan obsesi bagi Basil Hallward serta Lord Henry.
Persaingan antara Basil dan Lord Henry untuk memengaruhi Dorian mencerminkan konflik dalam mitos Adonis, yaitu perjuangan antara dua dewi.
Hal ini menyoroti tema besar dalam novel, seperti tarik-menarik antara estetika, moralitas, dan kekuasaan atas jiwa seseorang.
Obsesi Dorian Gray terhadap masa muda dan kecantikannya sangat mirip dengan mitos Adonis. Sama seperti halnya mitos Narcissus, yang juga terobsesi dengan keindahan dan kehidupan muda yang abadi.
Dorian sendiri menerima perbandingan ini, bercita-cita menjadi “seperti dewa-dewa Yunani, kuat dan penuh kegembiraan.”
Signifikansi Hubungan Antara Dorian Gray dan Mitologi Yunani
Kesamaan antara Adonis dan kisah Dorian Gray membantu pembaca memahami lebih dalam kejiwaan karakter Dorian. Nasib tragis Adonis menjadi gambaran tentang takdir Dorian Gray dan memberikan petunjuk atas kehancurannya di masa depan.
Hal ini menyoroti bahwa keindahan luar biasa sering kali membawa konsekuensi yang berat bagi mereka yang memilikinya, menjadikannya berkah sekaligus kutukan.