Ketika matahari pagi menapaki cakrawala, Kolonel Laut Juang Pawana dan Letkol Laut Yudo Ponco dari Dinas Sejarah Angkatan Laut menyambut kami. Rencananya, kami menziarahi pusara Kapten Anumerta Samadikun di Taman Makam Pahlawan Kasenden.
Cirebon, sebagai kota pelabuhan, memiliki laskar matra laut sejak 19 Agustus 1945. Namanya, "API Laut" yang merupakan kependekan dari Angkatan Pemuda Indonesia Laut. Pemimpinnya, Idma Kartadisastra. Kelompok perjuangan matra laut ini merekrut para pemuda setempat yang sebagian besar pernah bekerja di Jawa Unko Kaisha (perusahaan pelayaran sipil masa pendudukan Jepang), Koninklijke Marine (Angkatan Laut Belanda), para guru dan murid SPT (Sekolah Pelayaran Tinggi).
Situasi berkembang. API Laut berubah nama menjadi BKR Laut Cirebon pada 17 September 1945, kemudian berubah menjadi TKR Laut Cirebon pada 5 Oktober 1945.
Jumlah anggota awalnya hanya 79 orang dengan kekuatan persenjataan sangat minim, yaitu empat pucuk pistol Browning yang hanya dipegang oleh para pimpinan dan beberapa pucuk senapan Lee Enfield yang dipegang oleh staf mereka. Mereka pun hanya memiliki tiga unit kapal yaitu sebuah kapal motor bernama Surapringga, satu kapal tarik bernama Semar, dan satu kapal kayu buatan Jepang.
Pada 4 Januari 1946, terjadi peristiwa pemindahan ibu kota dari Jakarta menuju Yogyakarta. Langkah ini diambil karena Jakarta dikuasai oleh NICA. Pindahnya Presiden dan Wakil Presiden RI diikuti oleh para pengikut, termasuk pimpinan matra laut.
Laksamana III Adam bersama anggotanya yang bersenjata lengkap tiba di Cirebon dan menggabungkan diri dengan unsur TKR Laut yang sudah ada. Karena besarnya jumlah personil baru, maka TKR Laut Cirebon berubah nama menjadi Resimen TKR Laut Cirebon dengan kekuatan tiga batalion—awalnya hanya berkekuatan kurang dari satu kompi.
Pada 26 Januari 1946, nama Resimen TKR Laut Cirebon berubah nama menjadi Resimen TRI Laut Cirebon. Kemudian berubah lagi menjadi ALRI Pangkalan III Cirebon per 19 Juli 1946. Laksamana III Adam masih menjadi pimpinannya.
Pada 1946, TKR Laut membentuk beberapa pangkalan di Jawa. Dari Pangkalan I hingga XII secara berurutan diantaranya : Serang, Karawang, Cirebon, Tegal, Pemalang, Juana, Surabaya, Madura, Probolinggo, Banyuwangi, Pacitan dan Cilacap. Namun, dari semua pangkalan yang direncanakan, Pangkalan Madura dan Pangkalan Pacitan tidak bisa terlaksana.
Penyelaman hari pertama, kisah di balik reruntuhan
Usai ziarah ke TMP, kami menuju ke dermaga. Tim penyelam Dinas Sejarah Angkatan Laut seluruhnya berjumlah lima orang termasuk saya. Kami ditemani oleh tim penyelam dari Pangkalan Angkatan Laut Cirebon yang dipimpin oleh Letda Laut Nurhayat.
Baca Juga: Ereveld Ancol Berbagi Histori: Ziarah Para Pejuang Aceh yang Terlupakan