Benarkah Perang Antara Atlantis dan Yunani Kuno Pernah Terjadi?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 19 Januari 2025 | 08:00 WIB
Penggambaran Zaman Perunggu dari prosesi kapal Minos dari Akrotiri, Thera. Kisah Yunani kuno berperang melawan Atlantis mungkin berakar dari peradaban Minoa.
Penggambaran Zaman Perunggu dari prosesi kapal Minos dari Akrotiri, Thera. Kisah Yunani kuno berperang melawan Atlantis mungkin berakar dari peradaban Minoa. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Dalam cerita Atlantis yang ditulis oleh Plato dalam dialog Timaeus dan Critias, peradaban pulau legendaris ini dikisahkan pernah berperang melawan bangsa Yunani kuno.

Bagian ini menjadi elemen penting dari kisah tersebut, karena inilah alasan utama Plato memasukkannya ke dalam dialognya.

Namun, apakah ada bukti bahwa perang legendaris antara Atlantis dan Yunani kuno ini benar-benar terjadi?

Kisah Plato tentang Perang Melawan Atlantis

Dalam Timaeus, yang ditulis sekitar tahun 360 SM, Socrates mengungkapkan keinginannya untuk mendengar cerita tentang tindakan heroik yang pernah dilakukan Athena.

Menanggapi hal ini, Critias menjelaskan bahwa ia mengetahui kisah semacam itu dan mulai menceritakan legenda tentang Atlantis.

Menurut Critias, yang mengklaim bahwa cerita ini berasal dari bangsa Mesir, Atlantis adalah peradaban kaya dan kuat yang terletak di sebuah pulau.

Peradaban ini memiliki kekuatan angkatan laut yang dominan dan berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mediterania. Bahkan, mereka mencoba menaklukkan Mesir dan Yunani.

Critias kemudian menjelaskan bahwa Athena memimpin perlawanan melawan Atlantis. Ketika semua sekutu Athena telah jatuh di bawah kekuasaan Atlantis, bangsa Yunani akhirnya mampu mengalahkan peradaban tersebut, mengakhiri kekuasaan Atlantis yang penuh dengan ancaman dan teror.

Kenangan tentang Bangsa Laut?

Beberapa peneliti mencoba menghubungkan kisah Plato dengan aktivitas historis Bangsa Laut. Bangsa Laut adalah kelompok bangsa-bangsa yang disebut dalam catatan Mesir sebagai penyebab gangguan besar antara tahun 1270 dan 1175 SM.

Baca Juga: Bentrokan Dua 'Raksasa', Nasib Yunani Kuno di Era Pendudukan Romawi

Meskipun identitas masing-masing bangsa masih menjadi perdebatan, para ahli umumnya sepakat bahwa sebagian dari mereka adalah bangsa Eropa dari wilayah pesisir Mediterania.

Mengacu pada catatan Mesir yang menceritakan perang besar pada awal abad ke-12 SM melawan Bangsa Laut, mungkin menggoda untuk menghubungkan peristiwa tersebut dengan perang legendaris melawan Atlantis, karena menurut dialog Plato, orang Mesir juga terlibat dalam perang tersebut.

Namun, ada dua masalah utama dengan interpretasi ini. Pertama, menurut kisah Plato, bangsa Yunani mengalahkan Atlantis setelah semua pihak lain telah ditaklukkan. Sebaliknya, catatan sejarah menunjukkan bahwa Bangsa Mesir-lah yang mengalahkan Bangsa Laut.

Masalah yang lebih besar lagi adalah bahwa salah satu Bangsa Laut yang menyerang Mesir adalah Denyen.

Nama ini tampaknya merupakan bentuk Mesir dari kata "Danaans," salah satu nama kuno yang digunakan bangsa Yunani untuk menyebut diri mereka sendiri.

Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Yunani berada di pihak yang sama dengan Atlantis dalam perang melawan Mesir, kebalikan dari apa yang dijelaskan Plato. Oleh karena itu, perang melawan Bangsa Laut tidak cocok dengan cerita Yunani kuno melawan Atlantis.

Plato menggambarkan Peradaban Atlantis sebagai pusat perdagangan internasional, sama seperti Peradaban Minoa dalam sejarahnya.
Plato menggambarkan Peradaban Atlantis sebagai pusat perdagangan internasional, sama seperti Peradaban Minoa dalam sejarahnya. (Public Domain)

Asal-Usul yang Lebih Masuk Akal

Perang antara Atlantis dan Yunani kuno kemungkinan besar berasal dari peristiwa sejarah yang lebih tua. Encyclopedia Britannica menyarankan bahwa legenda ini mungkin berakar pada peradaban Minoa, yang berkembang pesat selama Zaman Perunggu.

Seperti Atlantis dalam deskripsi Plato, bangsa Minoa adalah peradaban pulau yang kaya dan memiliki angkatan laut yang kuat. Mereka terletak di dekat Teluk Lakonia, salah satu lokasi yang dikenal sebagai Pilar Heracles pada zaman kuno.

Bangsa Minoa juga memiliki sejumlah koloni di Asia Kecil, sesuai dengan apa yang ditulis Plato. Selain itu, banyak aspek lain dari peradaban mereka sejalan dengan cerita Plato.

Baca Juga: Kisah Alexandria, Kota Metropolitan Ikonik dalam Sejarah Yunani Kuno

Meskipun catatan tertulis tentang aktivitas bangsa Minoa pada Zaman Perunggu terbatas, ada beberapa hal yang kita ketahui.

Bangsa Minoa memang lebih dikenal sebagai pedagang daripada penakluk. Namun, ada tradisi yang menyebutkan bahwa mereka pernah melakukan penaklukan militer di wilayah Levant.

Lebih jauh lagi, bangsa Yunani di kemudian hari menggambarkan bangsa Etruskan sebagai bajak laut yang berbahaya, meskipun bangsa tersebut sebenarnya lebih banyak terlibat dalam perdagangan yang wajar pada masanya.

Orang Yunani mungkin menyebut mereka bajak laut karena merasa terancam oleh aktivitas perdagangan mereka. Hal yang sama kemungkinan berlaku bagi bangsa Minoa, yang mendominasi perdagangan di era mereka.

Perang Sejarah Antara Atlantis dan Yunani Kuno

Para arkeolog telah menemukan sejumlah bukti penting di Kreta, pulau yang menjadi tanah air bangsa Minoa.

Salah satu temuan utama adalah penghentian mendadak penggunaan aksara Linear A, yang sebelumnya digunakan oleh bangsa Minoa, sekitar tahun 1450 SM.

Sebagai gantinya, aksara Linear B mulai digunakan pada tablet resmi, yang ditulis dalam bahasa Yunani Mikene.

Selain perubahan pada sistem tulisan, budaya material di Kreta juga mengalami pergeseran besar yang mengarah pada pengaruh budaya Yunani Mikene.

Para arkeolog menemukan bukti kehancuran di berbagai situs administratif utama di seluruh pulau, yang mengindikasikan adanya invasi dan konflik besar.

Berdasarkan bukti tersebut, sangat jelas bahwa bangsa Yunani Mikene menyerang dan berhasil menaklukkan Kreta yang dikuasai oleh bangsa Minoa.

Invasi ini mengakhiri dominasi peradaban Minoa di kawasan tersebut. Peristiwa ini sangat mungkin menjadi asal-usul legenda perang antara Atlantis dan Yunani. Seperti dalam legenda, peradaban Minoa mengalami kekalahan melawan bangsa Yunani kuno.

Walaupun Plato tidak secara eksplisit menggambarkan Yunani sebagai pihak yang menaklukkan Atlantis, ia mencatat bahwa kemenangan tersebut membebaskan bangsa-bangsa Mediterania lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa perang tersebut bukan hanya sekadar kemenangan Yunani kuno atas kekuatan Atlantis di wilayah mereka, melainkan juga berdampak luas pada kawasan Mediterania secara keseluruhan.