Mungkinkah Selama Ini Kita Salah Memahami Teori Kepunahan Dinosaurus?

By Ade S, Senin, 20 Januari 2025 | 14:03 WIB
Temuan mengejutkan! Studi terbaru ungkap fakta baru soal kepunahan dinosaurus. Apa yang sebenarnya terjadi 66 juta tahun lalu?
Temuan mengejutkan! Studi terbaru ungkap fakta baru soal kepunahan dinosaurus. Apa yang sebenarnya terjadi 66 juta tahun lalu? (Illustration by Franco Tempesta, National Geographic)

Mereka berpendapat bahwa skala bencana yang terjadi mungkin tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya.

Skala dampak dari musim dingin yang sebenarnya

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications memberikan gambaran yang berbeda terkait dengan perspektif bencana tersebut. Khususnya terkait dengan dampak dari musim dingin.

Dengan menganalisis inti bor yang diambil langsung dari batuan kawah Chicxulub, para ilmuwan berhasil menghitung jumlah sulfur yang sebenarnya terlepas akibat dampak asteroid.

Hasilnya mengejutkan: jumlah sulfur yang sebenarnya jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Alih-alih 5 kali lipat lebih banyak, penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 67 ± 39 miliar ton sulfur yang terlepas ke atmosfer.

"Alih-alih berfokus pada peristiwa dampak itu sendiri, kita perlu memperhatikan dampak jangka panjangnya," ujar ahli kimia Katerina Rodiouchkina.

Dengan menganalisis tanda sulfur dalam batuan kawah dan membandingkannya dengan sumber alami, para peneliti dapat menghitung secara akurat jumlah sulfur yang berasal dari dampak asteroid.

Temuan ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang peristiwa kepunahan massal. Jika jumlah sulfur yang terlepas lebih rendah, maka "dampak dari musim dingin" yang terjadi tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya.

"Penurunan suhu tentu terjadi, tetapi lebih sedikit dan lebih singkat," ungkap para ilmuwan. Akibatnya, iklim kemungkinan pulih lebih cepat dari perkiraan model sebelumnya.

Apa arti temuan ini?

Penemuan terbaru tentang emisi sulfur tersebut telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai mengapa, meskipun terjadi bencana dahsyat akibat tumbukan asteroid Chicxulub sekitar 66 juta tahun lalu, sekitar 25% spesies makhluk hidup masih mampu bertahan hidup pada periode peralihan antara masa Cretaceous dan Paleogene.

Kondisi iklim yang kurang ekstrem, pada gilirannya, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi kelangsungan hidup sejumlah spesies yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan.

Temuan ini merupakan sebuah pencapaian penting dalam upaya kita untuk mengungkap mekanisme kompleks yang mendasari peristiwa kepunahan massal terbesar dalam sejarah Bumi.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah berfokus pada dampak langsung dari tumbukan asteroid, seperti gelombang tsunami raksasa, kebakaran hutan yang meluas, dan hujan asam.

Namun, penelitian terbaru ini menyoroti pentingnya faktor-faktor iklim jangka panjang dalam menentukan nasib kehidupan di planet kita.