Namun, pernikahan Sati dan Siwa tidak mendapatkan restu dari Daksha. Ia bahkan menyelenggarakan upacara pengorbanan yang megah, namun dengan sengaja tidak mengundang Siwa. Sati, yang merasa sangat terhina dengan tindakan ayahnya, akhirnya mengakhiri hidupnya dengan melemparkan diri ke dalam kobaran api pengorbanan.
Tragedi ini memicu kemarahan Siwa yang tak terhingga. Dari rambutnya, ia menciptakan dua sosok iblis yang sangat dahsyat, Virabhadra dan Rudrakali, yang kemudian mengamuk dan menghancurkan upacara pengorbanan tersebut. Bahkan, Daksha sendiri harus menerima akibatnya dengan dipenggal kepalanya oleh Siwa.
Namun, atas permohonan dari dewa-dewa lainnya, Siwa akhirnya menghentikan amarahnya dan menghidupkan kembali Daksha, meskipun dengan kepala seekor domba jantan atau kambing sebagai pengganti. Sati kemudian bereinkarnasi sebagai Parwati, dan takdir mempertemukannya kembali dengan Siwa, sehingga mereka akhirnya menikah untuk kedua kalinya.
Dari pernikahan Siwa dan Parwati, lahirlah seorang putra yang diberi nama Ganesha, dewa berkepala gajah yang sangat populer. Kisah kelahiran Ganesha pun tidak kalah menarik. Konon, ia diciptakan dari tanah liat oleh Parwati untuk menemaninya dan melindunginya saat Siwa sedang bertapa.
Suatu hari, Siwa kembali dan menemukan seorang anak laki-laki yang menjaga kamar tempat Parwati mandi. Karena tidak mengenalinya sebagai putra sendiri, Siwa mengira anak itu adalah seorang penyusup dan memerintahkan iblis Bhutagana untuk melawannya. Dalam pertarungan tersebut, kepala Ganesha akhirnya terpenggal.
Parwati yang mendengar keributan itu segera keluar dan menangis histeris mengetahui bahwa putranya telah tewas. Siwa yang menyadari kesalahannya segera memerintahkan pengikutnya untuk mencari kepala pengganti.
Mereka menemukan kepala seekor gajah yang kemudian dipasangkan pada tubuh Ganesha, sehingga ia hidup kembali dengan wujud yang unik dan menjadi salah satu dewa yang paling dihormati dalam panteon Hindu. Selain Ganesha, Siwa dan Parwati juga memiliki putra lain yang bernama Skanda atau Karttikeya, dewa perang, dan Kuvera, dewa kekayaan.
Kisah lain yang menarik adalah mengenai Ganga, dewi yang melambangkan Sungai Gangga. Ia diberikan kepada Siwa oleh Dewa Wisnu karena Wisnu sudah tidak tahan lagi dengan pertengkaran yang terus-menerus terjadi antara ketiga istrinya, yaitu Laksmi (dewi keberuntungan), Saraswati (dewi kebijaksanaan), dan Ganga.
"Untuk meredam jatuhnya Ganga ke bumi, dan mencegah sungai sebesar itu menghancurkan peradaban, Siwa menangkapnya di sanggul rambutnya; sekali lagi, ini menggambarkan kualitas pengorbanan dirinya," jelas Cartwright.
Dewa Siwa dalam teks Hindu
Salah satu episode yang paling mengesankan adalah ketika Siwa menunjukkan pengorbanan diri yang luar biasa. Saat itu, Vasuki, raja ular yang sangat kuat, mengancam akan melepaskan racun mematikan ke seluruh lautan. Bayangkan betapa dahsyatnya racun itu, yang mampu menghancurkan seluruh kehidupan di bumi.
Baca Juga: Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno