Nationalgeographic.co.id—Mudik, perjalanan panjang yang dinantikan banyak orang, seringkali diwarnai dengan tantangan melawan kantuk di balik kemudi. Rasa kantuk yang menyerang saat berkendara bukan sekadar gangguan, tetapi ancaman nyata bagi keselamatan.
Banyak yang mencoba berbagai cara tradisional, namun efektivitasnya seringkali diragukan. Padahal, sains telah mengungkap berbagai trik jitu yang terbukti ampuh untuk mengusir kantuk dan menjaga kewaspadaan selama perjalanan.
Artikel ini akan mengupas tuntas rahasia-rahasia ilmiah tersebut, membongkar mitos-mitos keliru, dan memberikan panduan praktis agar Anda bisa mudik dengan aman dan nyaman tanpa terganggu rasa kantuk yang mengintai.
Bahaya Mengemudi Saat Mengantuk Setara dengan Mengemudi di Bawah Pengaruh Alkohol
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2014, seperti dilansir healthline, mengungkapkan bahwa mengemudi dalam keadaan mengantuk dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh yang serupa dengan mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Gangguan ini secara signifikan mengurangi kemampuan pengemudi untuk mengoperasikan kendaraan dengan aman.
Beberapa fungsi tubuh penting yang terganggu akibat rasa kantuk saat mengemudi meliputi tekanan darah, detak jantung, ketajaman penglihatan, kemampuan mata untuk beradaptasi dengan kegelapan, waktu reaksi terhadap suara dan cahaya, persepsi kedalaman, serta kemampuan untuk memperkirakan kecepatan.
Apabila Anda sering mengalami kantuk saat mengemudi, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter karena kondisi tersebut mungkin mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti sleep apnea.
Sebelas Cara Efektif Mencegah Kantuk Saat Berkendara
Terdapat berbagai metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kewaspadaan selama berkendara, baik sebelum maupun selama perjalanan berlangsung. Berikut adalah sebelas tips utama yang dapat membantu Anda tetap terjaga dan fokus di jalan, seperti dilansir Intus Health Care:
1. Prioritaskan kebutuhan tidur yang cukup
Mendapatkan tidur yang berkualitas dan dalam durasi yang memadai sangat penting untuk menjaga energi tubuh sepanjang hari. Usahakan untuk memiliki jadwal tidur yang teratur. Perangkat pelacak tidur dapat menjadi alat yang berguna untuk memantau durasi dan kualitas tidur Anda.
Baca Juga: Sebelum Mudik, Simak Dulu Panduan Pemula untuk Wisata Berkelanjutan Ini
2. Manfaatkan istirahat secara teratur
Saat merencanakan perjalanan, tentukan lokasi-lokasi strategis untuk beristirahat. Terutama untuk perjalanan jarak jauh, usahakan untuk berhenti setiap 15 hingga 20 menit guna menjaga tingkat kewaspadaan. Hal ini sangat membantu terutama jika Anda belum terbiasa melakukan perjalanan dengan jarak yang jauh.
3. Hindari mengemudi di malam hari jika tidak terbiasa
Jika Anda tidak memiliki kebiasaan mengemudi pada malam hari, sebaiknya hindarilah aktivitas ini. Jam biologis tubuh secara alami cenderung membuat Anda merasa mengantuk antara tengah malam hingga pukul 6 pagi, terutama jika Anda memiliki pola tidur yang teratur pada jam-jam tersebut. Kondisi jalan yang lebih gelap juga dapat menambah risiko saat mengemudi di malam hari.
4. Manfaatkan sistem bergantian mengemudi
Jika memungkinkan, ajaklah teman atau anggota keluarga untuk menemani perjalanan Anda dan bergantianlah dalam mengemudi. Dengan berbagi tugas mengemudi, Anda memiliki kesempatan untuk beristirahat sejenak dan kembali mengemudi dengan kondisi yang lebih segar dan waspada.
5. Jauhi konsumsi alkohol dan obat penenang
Alkohol dan berbagai jenis obat resep dapat menyebabkan rasa kantuk dan menurunkan tingkat konsentrasi. Sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol sebelum mengemudi dan menunda perjalanan jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi kemampuan mengemudi Anda.
6. Optimalkan kualitas lingkungan tidur
Menerapkan kebiasaan tidur yang baik dengan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dapat meningkatkan kualitas dan durasi tidur Anda. Pastikan Anda tidur di tempat tidur yang nyaman, hindari paparan cahaya biru sebelum tidur, dan pastikan kamar tidur Anda gelap, sejuk, serta tenang.
Baca Juga: Tinggalkan Gawai Cerdasmu Sejenak, Mudik Asyik Baca Buku
7. Gunakan kafein secara bijak
Kafein merupakan stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan. Meskipun efeknya cenderung sementara, konsumsi kafein dalam jumlah yang wajar dapat membantu mengatasi rasa kantuk dalam jangka pendek.
8. Jaga ketenangan emosi saat berkendara
Rasa lelah dapat memengaruhi suasana hati dan memicu reaksi marah terhadap pengemudi lain. Studi menunjukkan bahwa lebih dari dua dari tiga pengemudi (69,5%) pernah mengalami amarah di jalan, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mengemudi dengan aman dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.
9. Perhatikan informasi prakiraan cuaca
Kondisi cuaca dapat memiliki dampak signifikan terhadap aktivitas mengemudi, dan jika dikombinasikan dengan rasa kantuk, risiko kecelakaan akan semakin meningkat. Kabut, silau matahari, angin kencang, dan hujan deras dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam mengendalikan kendaraan. Jika Anda merencanakan perjalanan jauh, periksalah prakiraan cuaca dan, jika memungkinkan, tunda perjalanan Anda hingga kondisi cuaca aman untuk berkendara.
10. Fokus dan hindari gangguan
Waspadalah terhadap berbagai trik umum untuk tetap terjaga, seperti sering mengubah pengaturan AC, pemanas, atau radio, karena tindakan ini justru dapat mengalihkan perhatian Anda dari fokus pada jalan.
11. Pertimbangkan tes tidur di rumah
Salah satu indikasi utama dari sleep apnea adalah rasa lelah yang berlebihan. Anda mungkin berisiko mengalami kondisi ini jika Anda juga merasakan gejala lain seperti sakit kepala di pagi hari, gangguan memori, atau mendengkur kronis. Melakukan tes tidur di rumah dapat menjadi pilihan yang baik jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut.
Tes ini biasanya memberikan hasil dalam waktu dua hari kerja dan diikuti dengan konsultasi gratis dengan dokter spesialis tidur untuk membahas pilihan pengobatan dan langkah selanjutnya. Jika hasil tes negatif, Anda akan merasa lebih tenang karena telah menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi tersebut.
Baca Juga: Mengapa Ada Orang yang Tidur Sambil Berjalan? Sains Beri Penjelasan
Sangat penting untuk tidak memulai perjalanan jauh jika Anda merasa sangat lelah karena hal ini dapat membahayakan diri Anda sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Tanda-Tanda Kapan Anda Harus Segera Berhenti Mengemudi
Meskipun berbagai strategi pencegahan telah diterapkan, terkadang rasa lelah yang berlebihan dapat membuat pikiran dan tubuh Anda tidak mampu lagi mengoperasikan kendaraan dengan aman. Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda harus segera menghentikan kendaraan dan beristirahat:
* Anda terus menerus menguap tanpa dapat dikendalikan.* Anda tidak dapat mengingat kejadian atau rute yang telah Anda lalui dalam beberapa kilometer terakhir.* Pikiran Anda melayang-layang dan sulit untuk fokus pada situasi di sekitar Anda.* Kelopak mata Anda terasa sangat berat dan sulit untuk dibuka.* Anda merasakan kepala Anda mulai terkulai atau jatuh ke samping.* Anda tiba-tiba menyadari bahwa kendaraan Anda telah keluar jalur atau melindas marka jalan bergetar.* Pengemudi lain membunyikan klakson kepada Anda karena gaya mengemudi Anda yang tidak stabil dan membahayakan.
Pentingnya Konsultasi Dokter dan Perubahan Gaya Hidup
Menurut para ahli, menjaga gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, mendapatkan tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi secara teratur merupakan cara terbaik untuk meningkatkan tingkat energi secara keseluruhan dan mencegah rasa lesu, ketergantungan pada kafein, atau keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula, terutama saat Anda sedang mengemudi.
Dr. Foldvary-Schaefer, seperti dilansir Cleveland Clinic, menyarankan bahwa jika Anda sering mengalami kesulitan untuk tetap terjaga saat mengemudi, sangat penting untuk berkonsultasi dengan spesialis tidur guna memastikan bahwa kondisi tersebut bukanlah indikasi dari masalah medis yang lebih serius.
Selain itu, pertimbangkan untuk melakukan perubahan gaya hidup jika memungkinkan. Memilih alternatif transportasi seperti bersepeda, menggunakan transportasi umum atau daring, atau berinvestasi pada kendaraan yang dilengkapi dengan fitur peringatan visual, audio, atau getaran saat mobil mulai keluar jalur dapat menjadi langkah yang bijak untuk menjaga keselamatan Anda di jalan.