Dalam situasi transisi politik dan sosial yang mendesak ini, pemerintah Komunis mengambil langkah awal yang signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat dengan membentuk sistem kesehatan masyarakat nasional dan memberantas penyakit-penyakit yang telah lama berakar.
Sebagai bagian dari upaya ini, seperti dipaparkan Rebecca Kreston di laman Discover Magazine, pemerintah menginisiasi kampanye vaksinasi massal terhadap pes dan cacar, berhasil menjangkau hampir 300 juta orang. Selain itu, infrastruktur sanitasi untuk menyediakan air minum bersih dan sistem pembuangan limbah juga dibangun di seluruh negeri.
Mengadopsi model perawatan kesehatan dari Uni Soviet, pemerintah membentuk kelompok-kelompok personel medis dan kesehatan masyarakat yang bertugas sebagai pengelola kesehatan bagi penduduk, mengarahkan mereka untuk bekerja di daerah pedesaan dan memberikan pengobatan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas.
Meskipun upaya-upaya tersebut penting, pemerintah menyadari bahwa memberantas penyakit menular memerlukan tindakan lebih lanjut terhadap hama yang menjadi vektor penyakit, seperti nyamuk penyebab malaria, tikus penyebar pes, dan lalat yang dianggap mengganggu dan berkeliaran di mana-mana.
Selain itu, burung gereja juga dianggap sebagai hama karena memakan hasil panen gandum dan padi yang telah susah payah ditanam. Keempat hama ini – lalat, nyamuk, tikus, dan burung gereja – dituduh melakukan pengkhianatan terhadap kesehatan masyarakat dan menyebabkan gangguan yang meluas, sehingga tindakan berskala besar dan monumental dianggap perlu, dan Four Pests Campaign diluncurkan sebagai jawabannya.
Dengan demikian, dimulailah bagian dari gerakan Great Leap Forward yang berupa kampanye kesehatan patriotik yang secara khusus menargetkan hama penyebar penyakit, memberikan rakyat kebebasan untuk memenuhi kewajiban mereka kepada negara melalui pembantaian hewan dan serangga kecil yang dianggap merugikan.
Pada tahun 1958, rakyat Tiongkok dengan penuh semangat dan efisien mengambil tindakan dan memulai pembantaian satwa liar dalam skala yang luar biasa.
Pelaksanaan kampanye kesehatan masyarakat ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Poster-poster bergambar menarik disebarkan kepada masyarakat, mendorong penggunaan pemukul lalat, senapan, dan gong untuk melawan musuh-musuh kecil rezim.
Poster-poster kesehatan masyarakat ini tidak hanya berfungsi sebagai media informasi dan pemberdayaan, tetapi juga menjadi catatan sejarah yang menggambarkan kelahiran sistem politik dan kesehatan masyarakat yang baru.
Poster-poster Tiongkok ini mencerminkan prinsip, budaya, dan sejarah Republik, termasuk gaya teknologi dan estetika yang berlaku saat itu. Mengadopsi secara signifikan dari sistem penyebaran propaganda Uni Soviet yang sangat canggih dan gaya artistik realisme sosialis, poster-poster ini memancarkan semangat, niat baik, dan optimisme.
Mereka adalah representasi visual dari salah satu gerakan kesehatan masyarakat paling ambisius dalam sejarah, tetapi juga menceritakan tentang intervensi besar terhadap ekosistem yang rapuh dan ketidaktahuan akan keterkaitan halus yang menyatukan alam.
Baca Juga: Lestari Forum 2025: Masyarakat Sudah Terapkan ESG, Namun Pemahaman Masih Rendah