Tindakan Terorisme Pertama Dalam Penjara: Apa Saja Penyebabnya?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 14 Mei 2018 | 11:49 WIB
Sejumlah petugas berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). (Maulana Mahardhika)

Leopold percaya bahwa semua masalah keamanan di penjara Mako Brimob adalah bom waktu yang akhirnya meledak pada Selasa lalu.

Kebangkitan terorisme gaya baru

Selain manajemen penjara yang buruk, Noor Huda Ismail dari Monash University memandang bahwa serangan teroris di dalam penjara dipicu oleh munculnya generasi teroris baru.

“Mereka lebih brutal dan tidak berkompromi, berbeda dari pendahulu mereka,” Noor Huda menjelaskan.

Organisasi teroris sebelumnya seperti Jamaah Islamiyah yang bertanggung jawab atas Bom Bali terikat oleh semangat dan nilai-nilai kolektif, katanya. Para pelaku insiden di Depok lebih individualis.

“Mereka terhubung melalui media sosial. Mereka membangun pemahaman tentang perang jihad dari apa yang mereka lihat di Facebook,” katanya.

Noor Huda percaya bahwa para teroris jenis baru ini lebih radikal daripada senior mereka karena mereka direkrut lewat media sosial.

“Mereka membangun imajinasi tentang bagaimana jihad harus dilakukan dari media sosial,” kata Noor Huda.

Ini menjelaskan terjadinya tindakan menggorok leher polisi penjaga dalam insiden itu.

“Mereka mungkin terinspirasi oleh tindakan IS di media sosial,” katanya. Ia menambahkan metode seperti itu belum pernah dilakukan oleh teroris Indonesia sebelumnya.

Tindakan pencegahan

Untuk menghadapi generasi teroris baru, ketika penyebaran propaganda terorisme terjadi lintas batas melalui Internet, Noor Huda mengatakan bahwa pemerintah harus menggunakan pendekatan multidimensi yang melibatkan semua aspek di masyarakat.