Tindakan Terorisme Pertama Dalam Penjara: Apa Saja Penyebabnya?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 14 Mei 2018 | 11:49 WIB
Sejumlah petugas berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). (Maulana Mahardhika)

“Para pemimpin agama, pendidik, dan orang tua harus memainkan peran penting untuk mencegah generasi muda dari pengaruh terorisme,” katanya.

Sementara itu, Leopold menyarankan perbaikan dalam manajemen penjara di Indonesia untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.

Karena kurangnya sumber daya, ia menyarankan pemerintah mengubah pengaturan penjara untuk narapidana teroris dengan mengumpulkan mereka di satu penjara.

Di bawah sistem saat ini, pemerintah memenjarakan narapidana teroris di penjara yang memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Saat ini, ada 271 narapidana teroris yang tersebar di 68 pusat penahanan di seluruh Indonesia.

Dengan menempatkan narapidana teroris di satu penjara, pemerintah juga dapat menghentikan proses rekrutmen narapidana lain untuk menjadi anggota mereka.

Leopold menyerukan kepada pemerintah untuk merombak manajemen penjara dengan meningkatkan layanan dan memberantas praktik-praktik korupsi.

Sejumlah petugas berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). (Maulana Mahardhika)
“Memberi mereka layanan yang buruk akan memberi mereka pembenaran atas tindakan teroris mereka. Kita harus berhenti memberi mereka alasan dengan memberi mereka layanan yang layak dan manusiawi di penjara,” katanya.

Ika Krismantari, Deputi Editor, Politik + Masyarakat, The Conversation

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.