Tahun 1800-an, Dokter Resepkan Jenggot Sebagai Penangkal Kuman

By Gregorius Bhisma Adinaya, Rabu, 25 Juli 2018 | 11:32 WIB
Jenggot pernah tenar karena alasan kesehatan (Deagreez/Getty Images/iStockphoto)

Bertolak belakang dengan pendapat ahli sebelumnya, menurut Lauren Friedman dari Business Insider, wajah berjenggot berdampak pada berkurangnya higienitas. “Studi terbaru di Behavioral Ecology menunjukkan bahwa rambut di wajah dan tubuh berpotensi menjadi sarang dan tempat berkembang biak ektoparasit pembawa penyakit,” ungkap Friedman.

Lain halnya dengan Lauren Friedman, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection—meneliti sampel dari 408 staf rumah sakit—menemukan bahwa karyawan rumah sakit yang mencukur rambut di wajah mereka, tiga kali lebih rentan terhadap methicillin-resistant Staph aureus (MRSA).

Baca juga: Mi Instan Atau Nasi, Mana yang Lebih Mudah Membuat Tubuh Gemuk?

Resep jenggot untuk mencegah kuman dan bakteri bukanlah metode kesehatan yang paling konyol—sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan. Pada tahun 1700-an, dokter berpikir untuk memberi udara melalui pantat seseorang agar bisa menyelamatkannya bagi korban kasus tenggelam.

Lebih konyol lagi, selama abad pertengahan, banyak orang disarankan untuk kentut di dalam stoples agar tidak terjadinya penyebaran wabah penyakit.