Gelombang Panas Semakin Parah, Jumlah Kematian Manusia Meningkat

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 3 Agustus 2018 | 14:00 WIB
Ilustrasi gelombang panas (batuhan toker)

Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan mengatakan, ada gambaran suram dari suhu yang semakin melonjak: yakni  bertambahnya jumlah korban jiwa.

Penelitian terbaru memprediksi bagaimana gelombang panas yang semakin parah – seperti yang melanda Eropa tahun ini – akan memengaruhi angka kematian di masa depan.

Diperkirakan, gelombang panas dalam satu hari bisa meningkatkan jumlah kematian hingga 2000% nantinya.

Saat suhu naik, tubuh menjadi terlalu panas, dan kondisi lingkungan yang keras seperti paparan asap membuat manusia tidak mampu menanganinya.

Baca juga: Suhu Meningkat, Tanah dan Mikroba Semakin Aktif Menyumbang Karbon

Kematian 70 orang di Montreal pada bulan lalu, diduga terjadi akibat kenaikan temperatur. Sementara itu, gelombang panas di Jepang menewaskan 65 orang dan memaksa ribuan penduduk lainnya dirawat di rumah sakit.

Ketika pemanasan global membuat peristiwa seperti ini menjadi lebih umum, penting untuk memperhatikan bahwa itu bisa memengaruhi kesehatan kita.

“Kondisinya sangat mengkhawatirkan. Penelitian menunjukkan bahwa mungkin akan ada peningkatan frekuensi kematian akibat perubahan iklim. Namun, bukti pada skala global masih terbatas,” kata Antonio Gasparini, peneliti dari London School of Hygiene & Tropical Medicine.

Dengan tim internasional, Gasparrini menciptakan basis data dari pengukuran suhu harian dan kematian, sejak 1984 sampai 2015 lalu. Meliputi 412 komunitas di seluruh dunia.

Mereka lalu menggunakan data itu untuk memprediksi tingkat kematian dari tahun 1977 hingga akhir abad ini – memvariasikan hasilnya berdasarkan beberapa skenario.

Untuk skenario gelombang panas, hasilnya mengerikan. “Secara dramatis dapat meningkatkan angka kematian, terutama di negara-negara tropis dan subtropis yang padat penduduk,” papar Gasparrini.

Baca juga: Bahaya Lain dari Plastik: Proses Penguraiannya Ciptakan Gas Rumah Kaca