Setelah menimbulkan kebakaran di Lingkaran Arktika, kekeringan bagi para petani, dan lonjakan perawatan untuk kulit terbakar, gelombang panas kini mengancam Eropa Utara.
Para petani di seluruh wilayah tersebut telah diperingatkan bahwa hasil panen mereka akan turun. Selain itu, kualitas rumput yang buruk juga memengaruhi hasil susu dan ketersediaan pakan ternak.
Di Swedia – yang mengalami suhu tertinggi dalam satu abad terakhir -- para petaninya bahkan membiarkan ternak mereka disembelih karena tidak ada jerami yang tersisa untuk memberi makan hewan-hewan tersebut.
Negara ini pun mengalami kebakaran parah. Menurut European Commission’s Joint Research Centre, terjadi 53 kebakaran di sana.
Baca juga: Kebakaran Hebat, Swedia Harus Meminta Bantuan ke Negara Tetangga
Keadaan yang ekstrem membuat kekhawatiran menggema di seluruh Eropa. Selama berminggu-minggu, hanya sedikit hujan yang turun di sana.
Polandia pun telah meminta bantuan dana kepada Uni Eropa terkait nasib 91 ribu petani yang terdampak gelombang panas.
Sementara itu, Latvia mendeklarasikan bencana nasional pada sektor pertaniannya dan meminta pembayaran subsidi lebih awal dari Brussels.
Kebakaran besar membuat warga desa Latvia harus dievakuasi. Hingga Jumat (20/7) lalu, api masih sulit dipadamkan. Relawan, termasuk petani setempat, membantu tentara dan pemadam kebakaran mengangkut air melalui hutan dengan traktor mereka.
Di Jerman, produsen pertanian memperingatkan bahwa hasil panen tahun ini akan menurun antara 20-50%. Kebakaran di timur Saxe-Anhalt juga telah merusak 80 hektar hutan.
Dengan hanya 47 milimeter (1,8 inci) hujan yang tercatat di Inggris antara 1 Juni hingga 16 Juli, membuat negara ini juga rentan terhadap kebakaran. Akhir pekan lalu, area yang luasnya kira-kira seperti 100 lapangan sepak bola, terbakar di dekat Epping Forest, sebelah timur London.
Baca juga: Kosta Rika Siap Menjadi Negara Bebas Karbon Pertama di Dunia
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR