Nationalgeographic.co.id - Selama berabad-abad, banyak anekdot dan kepercayaan yang menunjukkan bahwa hewan-hewan tertentu akan berperilaku aneh sebelum gempa bumi terjadi. Peneliti menjelaskan, perilaku aneh tersebut dikarenakan para hewan memiliki beberapa cara merasakan sesuatu yang hendak menyerang sebagai bentuk ancaman.
Sebagai gambaran, bila kita menonton film Spiderman, tokoh dengan kemampuan laba-laba ini selalu mendapat "perasaan aneh" ketika sebuah serangan atau ancaman datang menuju dirinya. Hal seperti itu yang dipercaya oleh peneliti dimiliki oleh hewan-hewan tertentu.
Ular dianggap melarikan diri dari sarang mereka dan menjadi agresif sebelum gempa terjadi. Sementara itu kawanan burung diketahui terbang bermigrasi keluar jalur untuk menyelamatkan diri.
Baca Juga: Ritual Pengorbanan Manusia dan Upaya Arkeolog Untuk Mengungkapkannya
Tim peneliti dari 150 universitas di seluruh dunia, saat ini sedang menyusun rencana secara global untuk melihat apakah perilaku hewan liar dapat membentuk sistem peringatan dini gempa yang efektif.
“Data ilmiah awal tentang gempa bumi menunjukkan bahwa beberapa hewan dapat merasakan peristiwa ini beberapa jam sebelumnya. Jika kita dapat membuktikan hal ini tanpa keraguan, maka akan berpotensi untuk menyelamatkan nyawa ratusan ribu orang di masa depan.
Keterbatasan teknologi penginderaan gempa saat ini adalah, mereka memberi peringatan hanya beberapa detik sebelum gempa terjadi saja,” kata salah satu peneliti, Martin Wikelski.
Selama empat tahun terakhir, para ilmuwan Icarus telah memasang pemancar radio pada lebih dari 10.000 hewan termasuk burung, kelelawar, sapi, dan rubah terbang. Alat tersebut dipasangkan pada hewan-hewan di wilayah yang rawan gempa di seluruh dunia.
Dari alat tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi tentang hewan melalui sinyal yang ditangkap oleh Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Informasi tersebut nantinya akan diteruskan ke laboratorium untuk analisis.
Penelitian yang akan dimulai pada bulan Oktober ini akan diawali dengan langkah mempelajari data untuk melihat apakah hewan memang berperilaku berbeda sebelum gempa. Jika memang terjadi demikian, maka peneliti akan menentukan apakah perilaku aneh tersebut cukup sebagai andalan untuk membuat sistem peringatan dini yang praktis.
Lebih lanjut, jika memang data tersebut cukup dapat diandalkan, maka kedepannya peneliti dapat menggunakannya sebagai daya aplikasi untuk memperingatkan orang-orang jauh sebelum gempa terjadi. Sehingga, orang-orang akan memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri, dan berpindah ke tempat yang lebih aman.
Menurut peneliti, sistem tersebut akan sangat berharga di daerah yang banyak mengalami gempa. Menurut catatan peneliti, ada 12.000 hingga 14.000 gempa bumi di seluruh dunia setiap tahun, dan Survei Geologi AS memperkirakan gempa akan membunuh hingga 3,1 juta orang pada abad berikutnya.
Baca Juga: Hewan Laut yang Terjerat Sampah Plastik Kembali Tertangkap Kamera
Alat yang dimaksudkan peneliti adalah berupa tag radio yang dipasangkan pada kaki atau telinga hewan. Alat tersebut dilengkapi dengan penerima GPS dan sensor yang mampu memberikan informasi tentang lokasi dan kecepatan gerakan hewan. Bukan hanya itu, alat kecil tersebut bahkan dapat mendeteksi detak jantung hewan. Untuk sumber tenaga, tag tersebut didukung oleh panel surya pada siang hari, dan didukung baterai pada malam hari.
Meskipun banyak peneliti yang optimis dengan keberhasilan penelitian tersebut, sayangnya masih banyak pihak yang mengaku pesimis. Sikap pesimis ini terbentuk karena tidak adanya bukti ilmiah bahwa hewan benar-benar berperilaku berbeda ketika gempa akan segera terjadi.
John Vidale, direktur Pusat Gempa California Selatan di Los Angeles, mengaku bahwa gagasan untuk merekam data dari sejumlah besar hewan adalah hal yang masuk akal. Namun, ia tetap meragukan inisiatif tersebut. Sama halnya dengan Roland Burgmann, seorang ahli seismologi dari University of California, ia mengaku bahwa ide tersebut sangat membantu untuk melihat perilaku hewan, sayangnya ia juga masih meragukan keberhasilan penelitian tersebut.
Baca Juga: Sindrom Stockholm, Ketika Tawanan ‘Jatuh Cinta’ dengan Penculiknya
Sedangkan dari pihak peneliti, mereka tetap meyakini bahwa data yang didapatkan setidaknya bisa berguna untuk memprediksi gempa tertentu. Mereka menunjuk sebuah penelitian skala kecil di Italia tahun 2016 dimana beberapa lusin kelinci, domba, sapi, ayam dan anjing dilengkapi dengan tag elektronik. Penelitian tersebut menunjukkan adanya sinyal peringatan yang jelas dari para hewan.
"Ada banyak jenis gempa bumi yang berbeda tergantung pada bagaimana lempeng tektonik diselaraskan, dan kita tidak tahu apakah hewan dapat merasakan semua ini. Namun, orang-orang yang tinggal di wilayah ini menghargai informasi apa pun yang bisa mereka dapatkan, karena ketika sesuatu terjadi, mereka ingin aman,” lanjut Wikelski.