Kebakaran Besar Terjadi di Museum Tertua Brasil, Bagaimana Kondisinya?

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 4 September 2018 | 12:18 WIB
Kebakaran di Museu Nacional, Brazil. (Fabio Teixeira)

Nationalgeographic.co.id – Kebakaran besar telah menghancurkan National Museum of Brazil (Museu Nacional) yang berusia 200 tahun.

Kebakaran bermula pada Minggu (2/9) malam lalu setelah museum tutup. Sejauh ini, tidak ada korban luka maupun meninggal. Namun, beberapa peninggalan sejarah yang tersimpan di museum, tidak dapat diselamatkan.

Museu Nacional didirikan pada 1818. Ia tidak hanya institusi ilmiah tertua di Brasil, tapi juga salah satu museum terbesar di sepanjang Benua Amerika.

“Hasil kerja, penelitian, dan pengetahuan selama 200 tahun, hilang. Ini adalah kerugian negara yang tidak terhitung harganya,” kata Michel Temer, Presiden Brasil, dalam sebuah pernyataan pers.

Baca juga: Fasilitas Kloning ala Jurassic Park Dibangun untuk Hidupkan Mammoth

Koleksi berharga

Koleksi museum ini mencapai 20 juta buah. Salah satu ‘harta karun’ terbesar di Museu Nacional adalah koleksi artefak Mesir Kuno dari abad ke-19 – termasuk sarkofagus Sha-Amun-em-su, penyanyi yang petinya tidak pernah dibuka dan masih ada mumi di dalamnya.

Selain itu, National Museum of Brazil juga menjadi rumah bagi koleksi artefak dari suku-suku asli di Benua Amerika, yang berasal dari periode sebelum orang Eropa menginjakkan kaki di sana.

Artefak-artefaknya meliputi sampel tembikar, fragmek tekstil, serta peralatan dari beberapa budaya seperti peradaban Inca, Chancay, dan Nazca.

Museum ini pun menyimpan koleksi kuno seperti satu set lukisan dinding yang unik dan peninggalan Romawi yang diselamatkan dari reruntuhan Pompeii.

Selain harta karun berupa artefak, Museu Nacional memiliki koleksi sisa tumbuhan dan hewan yang kaya di bidang zoologi. Ia juga menyimpan fosil manusia tertua yang ditemukan di Brasil.

Foto udara setelah kebakaran terjadi. (Getty Images)

Terbakar dan tak tergantikan

Namun kini, api besar sudah melalap fosil, koleksi Mesir, kerangka tertua, spesimen invertebrata, dan artefak-artefak lainnya di bangunan utama.

Sementara spesimen ikan dan reptil, herbarium, serta perpustakaan yang terpisah mungkin masih bisa diselamatkan.

Dalam sebuah wawancara, Taissa Rodrigues, ahli paleontologi dari Federal University of Espirito Santo, mengatakan bahwa kabinet logam yang mengandung fosil tampak bertahan dari api. Meski begitu, ia belum mengetahui apakah fosil-fosil yang berada di dalamnya berhasil selamat.

Duane Fonsesca, ahli biologi di Federal University of Rio Grande, dalam akun Twitternya, melaporkan bahwa teknisi museum berhasil mengamankan 40 ribu spesimen moluska.

Baca juga: Desa Kuno yang Baru Ditemukan Ini Berusia Lebih Tua dari Piramida Giza

Para ahli menyatakan, kehilangan akibat kebaran ini tidak akan bisa digantikan dengan apa pun.

“Koleksi-koleksi tersebut sangat unik dan tak dapat digantikan. Tidak ada jumlah uang yang mampu membayar nilainya,” kata Luiz Rocha, ahli iktiologi di California Academy of Sciences yang telah mengujungi Museu Nacional beberapa kali demi meneliti koleksi museum.

Dimila Mothe, ahli paleotologi di Federal University of the State of Rio de Janeiro, menambahkan: “Yang hilang tidak hanya kekayaan budaya atau alam saja, tapi juga tesis dan penelitian yang berkembang di sana. Beberapa laboratorium hancur, begitu pula hasil studi. Anda tidak akan bisa membayangkan dampaknya.”