Nationalgeographic.co.id - Kebakaran yang terjadi di Irlandia telah mengungkap pesan dari Perang Dunia II yang terukir di permukaan tanah. Petugas kepolisian melihatnya ketika terbang di atas Bray Head untuk memadamkan api.
Tulisan yang sudah terkikis sebagian tersebut, mengatakan “EIRE”, yang berarti “Irlandia” dalam bahasa gaelik.
Selama Perang Dunia II, terdapat lebih dari 80 tanda seperti ini di pesisir Irlandia. Itu dibuat untuk memberi isyarat kepada pengebom bahwa mereka terbang di atas wilayah netral dan tidak seharusnya menyerang.
Tampaknya, pesan tersebut tertutup semak rimbun selama ini. Namun, kebakaran yang menghanguskan semak-semak itu akhirnya mengungkap tulisan berwarna putih di bawahnya.
Baca juga: Perang Dunia II: Bom Kayu Melawan Tank Kayu dan Pesawat Kayu
Sebelum Perang Dunia II terjadi, Irlandia menyatakan bahwa mereka tidak akan terlibat di sana jika Inggris bergabung. Ini merupakan cara Irlandia menegaskan kemerdekaannya dari Inggris.
Mereka tampaknya memegang janji ini: ketika negara-negara Eropa terlibat perang pada 1939, Irlandia tetap netral.
Meski begitu, diam-diam, mereka menunjukkan dukungan kepada Inggris. Irlandia mengurung pilot dan pelaut Jerman yang memasuki wilayahnya, tapi membebaskan pasukan Inggris untuk kembali ke negaranya. Sebagai tambahan, sekitar 43 ribu orang Irlandia bergabung dengan tentara Inggris.
Pada akhirnya, Irlandia tidak lepas dari dampak Perang Dunia II. Saat peristiwa Blitz Belfast terjadi pada April dan Mei 1941, angkatan udara Jerman mengebom kota Belfast – membunuh seribu orang dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.
Baca juga: Padang Rumput Pulau Komodo Terbakar, Rokok Diduga Sebagai Penyebabnya
Pesan dari Perang Dunia II ini adalah penemuan terbaru di Irlandia akibat cuaca panas yang cenderung kering.
Sebelumnya, gelombang panas di negara tersebut juga mengarahkan pada penemuan rumah yang diduga milik martir katolik Roma, Santo Oliver Plunkett, dan ‘henge’ dari tahun 3.500 SM.
Source | : | Becky Little/History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR