Berjemur Sinar Matahari Ternyata Baik Untuk Kesehatan Jantung

By Nesa Alicia, Senin, 24 September 2018 | 16:07 WIB
Sinar Matahari juga membawa dampak positif bagi jantung. (evgenyatamanenko/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, sebanyak 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler, dengan 7,4 juta di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK), dan 6,7 juta disebabkan oleh stroke.

Tidak hanya jumlah angka kematian akibat penyakit kardiovaskuluer, temuan WHO juga menunjukan bahwa lebih dari 3/4 kasus kematian akibat kardiovaskuler terjadi di negara berkembang dengan tingkat penghasilan rendah hingga sedang.

Karena itu, tidak mengherankan bila hingga saat ini penyakit kardiovaskuler masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. 

Baca Juga : Awan Listrik Biru yang Jarang Terlihat Berhasil Tertangkap Kamera NASA

Tidak sulit sebenarnya untuk mencegah penyakit jantung dan masalah pembuluh darah. Banyak cara yang dapat dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, menghindari minuman beralkohol, dan merokok.

Selain itu ada pula satu cara yang terbukti dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, yaitu dengan berjemur di bawah sinar matahari. 

Seseorang yang kurang terkena sinar matahari dapat berisiko 3 kali lipat lebih tinggi terhadap gagal jantung. Ini karena sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang paling besar bila dibandingkan dengan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Hampir 80 persen vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari pancaran sinar matahari.

Selain menguatkan tulang, sejumlah studi ilmiah berbeda juga melaporkan bahwa dengan rutin berjemur sinar matahari, maka seseorang akan semakin dijauhi dari penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah.

Ilustrasi penyakit jantung (Thinkstockphoto)

Asupan dalam vitamin D membantu memelihara sel-sel jantung dan pembuluh darah. Vitamin D dengan reseptor khusus yang ada di sel-sel dinding pembuluh akan mengaktifkan nitrit oksida (NO) yang melebarkan dinding pembuluh darah dan mengurangi risiko penumpukan plak.

Vitamin D juga akan membuat otot pada jantung lebih kuat dalam memompa darah secara teratur. Hal ini disebabkan karena nitrit oksida mengurangi risiko peradangan dalam jantung yang biasanya terjadi karena terlalu banyak tumpukan lemak. 

Paparan sinar matahari yang dipancarkan dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D dengan mengubah kolesterol dalam kulit menjadi calcitriol (Vitamin D3). Secara tidak langsung, mekanisme ini membantu tubuh untuk menurunkan kadar kolesterolnya.

Kombinasi dari manfaat vitamin D ini bekerja sama untuk mengelola tekanan darah agar selalu stabil. Hal ini penting karena peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Baca Juga : Pameran Kain Ulos, Salah Satu Produk Peradaban Tertua di Asia

Namun, tidak sedikit orang yang menghindari sinar matahari karena takut akan perubahan warna kulit. Tidak hanya itu, kulit terbakar dan risiko kanker kulit juga membuat sejumlah orang enggan terkena sinar Matahari.

Padahal banyak penelitian juga menyebutkan bahwa sinar matahari sangat bermanfaat bagi tubuh. Karena itu, para ahli merekomendasikan untuk wilayah Indonesia, waktu berjemur yang tepat adalah mulai pukul 10 pagi hingga 2 siang. Waktu tersebut dianggap tepat untuk mendapatkan manfaat sinar matahari dan mengurangi bahaya dari radiasi sinar UV. 

Walau demikian, terlalu lama berada di bawah sinar Matahari juga berdampak pada dehidrasi hingga serangan panas. Paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat mempercepat penuaan pada kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit. Karena itu, tidak perlu berlama-lama berjemur untuk mendapatkan manfaat dari sinar matahari.

Agar terhindar dari berbagai risiko tersebut, WHO menganjurkan waktu untuk terpapar sinar matahari setidaknya 5 hingga 15 menit di lengan, tangan, dan wajah setiap hari untuk mendapatkan vitamin D yang cukup. 

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, usahakan untuk tidak mengoleskan tabir surya saat sedang berjemur, karena tabir surya menghambat kerja tubuh dalam memproduksi vitamin D.