Satelit Mini Pembersih Sampah Luar Angkasa Berhasil Diuji Coba

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 26 September 2018 | 15:53 WIB
RemoveDebris. (futurism.com)

Nationalgeographic.co.id – Eksperimen perangkat kebersihan yang bernama RemoveDebris telah berhasil membuat jaring di sekitar satelit buatan – menyimulasikan sebuah teknik yang suatu hari dapat menangkap sampah luar angkasa.

Eksperimen ini menandakan langkah awal untuk menangani masalah kritis: yaitu puing-puing di angkasa.

Jutaan potongan sampah kini berputar-putar di orbit -- hasil dari perjalanan ke luar angkasa selama 50 tahun dan lemahnya peraturan untuk menjaga antariksa tetap bersih. Pada kecepatan orbital, bahkan setetes cat yang bertabrakan dengan satelit pun bisa menyebabkan kerusakan parah.

Baca Juga : Seberapa Parah Radiasi yang Didapat Astronaut Jika Mengunjungi Mars?

Guglielmo Aglietti, direktur Surrey Space Centre, mengatakan, sistem dari RemoveDebris akan menyebarkan jaring ke satelit utama sehingga puing-puing dapat diseret keluar dari orbit. Itu dapat menangkap potongan besar sampah yang memiliki panjang hingga sepuluh meter, termasuk satelit rusak.

Untuk melakukan pengujian ini, model satelit dan jaring dibiarkan untuk mengorbit dengan bebas. Secara tidak langsung, ia menciptakan sepotong puing yang tidak terkendali. Namun, Aglietti mengatakan, itu tidak akan berisiko lama. Sebab, eksperimen dilakukan di orbit rendah Bumi, model satelit akan keluar dari langit dalam hitungan bulan dan jatuh ke laut.

Satelit RemoveDebris akan melakukan percobaan lagi dalam beberapa bulan mendatang. Termasuk menguji fitur navigasi yang dapat membantu memandu satelit ke arah puing tertentu. Juga mengetes teknologi harpun yang dapat menjerat satelit raksasa dengan tombak yang melekat pada tali.

Jonathan McDowell, ahli astrofisika dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, menyatakan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum benar-benar menjalankan misi pembersihan luar angkasa tersebut. Salah satunya adalah bagaimana mendanai proyek besar ini.

Eksperimen RemoveDebris menghabiskan dana sekitar 18 juta dollar AS atau sekitar Rp268 miliar. Angka tersebut memang cukup rendah jika dibandingkan dengan misi perjalanan luar angkasa lainnya, namun McDowell menegaskan bahwa perlu dari satu satelit untuk menghasilkan dampak yang signifikan.

“Anda tidak bisa hanya memiliki satu truk untuk mengumpulkan semua sampah, Ini berlaku bagi RemoveDebris. Untuk berpindah dari satu orbit ke yang lainnya, butuh bahan bakar roket yang sama banyaknya. Jadi, sulit menemukan solusi yang hemat biaya,” papar McDowell.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Aglietti: “Tantangan kami adalah meyakinkan pihak berwenang untuk mendanai misi ini.”