Berasal dari Luar Tata Surya, Pencarian Rumah Oumuamua Terus Dilakukan

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 27 September 2018 | 13:26 WIB
Dari manakah Oumuamua berasal? (dottedhippo/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Setelah teleskop Hawaii melihat Oumuamua melintasi ruang angkasa pada Oktober 2017, para astronom sudah menyadari bahwa objek tersebut sangat aneh.

Oumuamua memiliki bentuk seperti cerutu dan berukuran 228x35 meter – kira-kira sebesar gedung pencakar langit. Karena bentuknya yang aneh tersebut, sekelompok astronom bahkan bersiap-siap untuk menangkap sinyal radio dari alien (meski akhirnya mereka tidak mendengar apa pun).

Yang lebih penting, Oumuamua tidak mengelilingi Matahari seperti batuan luar angkasa lain. Sebaliknya, ia menyelam di antara Merkurius dan Matahari, menukik di bawah bintang, dan meluncur melewati Bumi dalam perjalanan ke luar Tata Surya.

Baca Juga : Satelit Mini Pembersih Sampah Luar Angkasa Berhasil Diuji Coba

Ini menunjukkan bahwa Omumuamua – yang namanya berarti “utusan dari jauh yang tiba lebih dulu” dalam bahasa Hawaii – merupakan musafir antarbintang di luar Tata Surya.

Pada Juni lalu, para astronom menyatakan, Oumuamua bukan asteroid, melainkan komet yang tidak begitu aktif.

Namun, jika Oumumua bukan dari Tata Surya kita, dari mana ia berasal?

Menggunakan peta bintang terbaru dan paling tepat yang pernah diciptakan, delapan astronom telah menemukan empat bintang yang merupakan kandidat utama sebagai rumah Oumuamua. Setiap jalur bintang ini memiliki sejarah yang relatif cocok dengan perjalanan komet tersebut.

Usaha astronom menemukan rumah Oumuamua

Tim peneliti memulai pencarian mereka dari peta 1,7 miliar bintang yang dibuat oleh pesawat ruang angkasa Gaia milik European Space Agency (ESA). Peta terbaru yang dirilis pada April lalu ini, merupakan kumpulan data kedua dari Gaia sejak ia diluncurkan di Desember 2013.

Peta tersebut tidak hanya mencatat posisi bintang-bintang, tetapi juga menunjukkan di mana dan seberapa cepat ia bergerak di luar angkasa.

Sekitar tujuh juta bintang di database Gaia memiliki informasi pergerakan yang cukup rinci sehingga memungkinkan astronom melihat posisi mereka jutaan tahun lalu.