Nationalgeographic.co.id – Beberapa mitos mengatakan, perjalanan udara dengan menggunakan pesawat adalah yang paling berbahaya. Namun, berkebalikan dengan hal tersebut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan selamat dari kecelakaan pesawat.
Dilansir dari Telegraph, berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup:
Memiliki rencana
Mengetahui apa yang akan Anda lakukan saat terjadi kecelakaan pesawat atau pendaratan darurat menjadi salah satu dasar bertahan hidup.
Pertama-tama, dengarkan baik-baik instruksi keselamatan dari awak kabin sebelum lepas landas dan baca kartu keamanan dengan baik.
Baca Juga : Basarnas: Lion Air JT-610 Rute Jakarta-Pangkal Pinang Jatuh di Perairan Karawang
Selain itu, Anda juga perlu mengetahui pintu keluar terdekat. Hitung berapa baris yang harus Anda lewati agar bisa sampai di sana saat keadaan garurat. Ini penting sebab Anda akan kesulitan menemukan pintu keluar dalam keadaan pesawat gelap gulita dan penuh asap.
Dalam beberapa kasus, Anda hanya memiliki beberapa menit sebelum terjadi benturan. Oleh sebab itu, bersiap-siap untuk menghadapi keadaan terburuk sesaat setelah lepas landas bisa meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
Kursi paling aman
Sebuah studi yang dilakukan Popular Mechanics dalam menganalisis kecelakaan pesawat 1971, menemukan fakta bahwa kursi belakang (setelah sayap) adalah yang paling aman – dengan tingkat keselamatannya 69%. Kursi sebelum sayap hanya memiliki potensi keselamatan sebanyak 56% dan pada kursi paling depan 49%.
Meski begitu, pendapat ini ditentang oleh pihak Boeing. Mereka mengatakan, tidak ada klasifikasi mana kursi yang paling aman. “Semuanya sama-sama aman apabila Anda tetap memakai sabuk pengaman,” ujar juru bicara Boeing.
Di lain sisi, studi yang dilakukan peneliti dari University of Greenwich menyatakan bahwa kursi di dekat pintu darurat adalah yang aman karena memudahkan saat evakuasi.