Tujuh Langkah Bertahan Hidup Saat Mengalami Kecelakaan Pesawat

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 30 Oktober 2018 | 12:53 WIB
Ilustrasi guncangan pada pesawat. (Diy13/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Beberapa mitos mengatakan, perjalanan udara dengan menggunakan pesawat adalah yang paling berbahaya. Namun, berkebalikan dengan hal tersebut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan selamat dari kecelakaan pesawat.

Dilansir dari Telegraph, berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup:

Memiliki rencana

Mengetahui apa yang akan Anda lakukan saat terjadi kecelakaan pesawat atau pendaratan darurat menjadi salah satu dasar bertahan hidup.

Pertama-tama, dengarkan baik-baik instruksi keselamatan dari awak kabin sebelum lepas landas dan baca kartu keamanan dengan baik.

Baca Juga : Basarnas: Lion Air JT-610 Rute Jakarta-Pangkal Pinang Jatuh di Perairan Karawang

Selain itu, Anda juga perlu mengetahui pintu keluar terdekat. Hitung berapa baris yang harus Anda lewati agar bisa sampai di sana saat keadaan garurat. Ini penting sebab Anda akan kesulitan menemukan pintu keluar dalam keadaan pesawat gelap gulita dan penuh asap.

Dalam beberapa kasus, Anda hanya memiliki beberapa menit sebelum terjadi benturan. Oleh sebab itu, bersiap-siap untuk menghadapi keadaan terburuk sesaat setelah lepas landas bisa meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.

Kursi paling aman

Sebuah studi yang dilakukan Popular Mechanics dalam menganalisis kecelakaan pesawat 1971, menemukan fakta bahwa kursi belakang (setelah sayap) adalah yang paling aman – dengan tingkat keselamatannya 69%.  Kursi sebelum sayap hanya memiliki potensi keselamatan sebanyak 56% dan pada kursi paling depan 49%.

Meski begitu, pendapat ini ditentang oleh pihak Boeing. Mereka mengatakan, tidak ada klasifikasi mana kursi yang paling aman. “Semuanya sama-sama aman apabila Anda  tetap memakai sabuk pengaman,” ujar juru bicara Boeing.

Di lain sisi, studi yang dilakukan peneliti dari University of Greenwich menyatakan bahwa kursi di dekat pintu darurat adalah yang aman karena memudahkan saat evakuasi.

Mereka menyimpulkan ini setelah melakukan penelitian pada 2.000 orang yang selamat dari 105 kecelakaan pesawat. Diketahui bahwa penumpang yang duduk enam baris jauhnya dari pintu darurat, kecil kemungkinan untuk bertahan hidup.

Brace position

Sama seperti kursi paling aman, posisi brace ini juga termasuk tindakan pencegahan. Letakkan tubuh serendah mungkin untuk mengurangi efek benturan, terlempar ke depan, atau menghantam interior pesawat.

Brace position juga dapat mengurangi risiko cedera kaki sehingga tidak menyulitkan Anda ketika ingin melarikan diri dari pesawat.  Poin terakhir ini sangat relevan. Sebab, pada kecelakaan M1 Kegworth tahun 1989, banyak korban meninggal ditemukan dalam keadaan patah kaki.

Sebaiknya, pegang kaki atau letakkan kaki di lantai sambil mendekap lutut dan tempatkan tas tangan di bawah kursi di depan Anda sebagai pelindung kepala. Jika memungkinkan, Anda juga bisa menggunakan bantal untuk melindungi kepala. Pertahankan posisi brace sampai pesawat mendarat.

Kenakan sabuk pengaman

Dalam keadaan panik, orang-orang cenderung melepaskan sabuk pengamannya. Namun, yang harus dilakukan di tengah guncangan justru sebaliknya: Anda harus mengencangkan sabuk pengaman sebisa mungkin. Setiap sentakkan yang mengendurkan sabuk pengaman akan meningkatkan risiko benturan yang diterima.

Baca Juga : Lima Penyebab Kecelakaan Pesawat yang Paling Umum Terjadi di Dunia

Halangi asap

Api menjadi salah satu penyebab kematian dalam kecelakaan pesawat. Namun, asapnya pun tak kalah buruk. Menghirup asap dalam beberapa detik bisa membuat Anda kehilangan kesadaran. Jika memungkinkan, sebaiknya basahi sapu tangan atau kain yang akan digunakan untuk menutup hidung dam mulut. Jika air tidak tersedia, gunakan urine – di tengah masalah hidup dan mati, tidak ada waktu untuk memikirkan kebersihan.

Tinggalkan barang-barang

Demi kebaikan Anda, sebaiknya tinggalkan semua barang bawaan. Anda memerlukan kedua tangan yang bebas untuk menghalau rintangan, menutup hidung dari asap, atau menahan dorongan penumpang lain yang panik.

Bergerak cepat

“Periode emas” untuk menyelamatkan diri hanya berlangsung selama dua menit. Meski sulit, namun gunakan waktu ini untuk mendengarkan arahan awak kabin dan bergerak secepat mungkin untuk keluar dari pesawat.