Nationalgeographic.co.id - Jepang mengumumkan bahwa ia mundur dari International Whaling Commision (IWC) dan akan melanjutkan perburuan paus demi tujuan komersial–dimulai pada Juli mendatang. Keputusan ini pun menimbulkan banyak kritik dari dunia internasional.
Meski begitu, langkah tersebut sudah diperkirakan setelah Jepang gagal meyakinkan IWC untuk mengizinkan negara tersebut tetap menangkap paus.
"Perburuan paus komersial akan terbatas pada perairan teritorial Jepang dan zona ekonomi ekslusif. Kami berjanji tidak akan berburu di laut Antartika atau belahan bumi selatan," kata Yoshihide Suga, juru bicara pemerintah Jepang.
Baca Juga : Dianggap Kejam, Korea Selatan Mulai Hentikan Tradisi Makan Daging Anjing
Suga menambahkan, Jepang secara resmi akan memberitahu IWC tentang keputusan mereka pada akhir tahun ini. Meninggalkan IWC berarti Jepang bebas menangkap paus di perairan mereka, sementara paus lainnya akan dilindungi oleh IWC.
Pengunduran diri tersebut juga berarti Jepang bergabung dengan Islandia dan Norwegia yang secara terbuka melawan larangan IWC terhadap perburuan paus demi tujuan komersial.
Jepang telah memburu paus selama berabad-abad. Dagingnya yang kaya akan protein seketika menjadi makanan utama pasca Perang Dunia II. Saat itu, Jepang sangat miskin sehingga mereka mengonsumsi paus karena tidak ada pilihan. Namun, kebiasaan ini kemudian menurun dalam beberapa tahun terakhir karena warganya menolak makan daging paus lagi.
Perburuan paus kemudian menjadi subjek yang pelik dalam kebijakan luar negeri Jepang. Meski begitu, banyak anggota Partai Demokrat Liberal yang setuju dengan perburuan paus. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pun berasal dari wilayah Jepang yang sangat populer dengan tradisi menangkap paus.
Tokyo berpendapat bahwa perburuan paus adalah bagian penting dari tradisi Jepang. Dan Suga mengatakan, mundurnya Jepang dari IWC memungkinkan para nelayan untuk "meneruskan budaya perburuan paus dan mewariskannya kepada generasi berikutnya".
Baca Juga : Mengapa Erupsi Anak Krakatau Berpotensi Timbulkan Tsunami di Selat Sunda?
Pada September lalu, Tokyo sempat berusaha meyakinkan IWC agar memperbolehkan mereka untuk melakukan perburuan paus. Namun, permintaan itu ditolak.
IWC, yang didirikan pada 1946, berusaha untuk melakukan konservasi dan menjaga populasi paus di dunia. Kebijakannya adalah pelarangan perburuan paus demi tujuan komersial sejak 1986.
Tokyo sendiri telah lama mengeksploitasi dan membunuh paus dengan alasan 'penelitian ilmiah'. Namun, pada kenyataannya, daging paus berakhir di meja-meja makan warga Jepang.
"Belum ada konsesi dari negara-negara lain terkait keputusan kami. Dengan ini, menjadi jelas sekali bahwa mereka yang mendukung perlindungan paus dan yang setuju konsumsi paus, tidak dapat hidup berdampingan," papar Suga.
Source | : | national.ae |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR