Nationalgeographic.co.id - Sepasang suami dan istri lanjut usia, Hernowo dan Kamilah, kini memiliki rumah baru. Rumah ini merupakan hasil penggalangan dana para pembaca setia Kompas.com lewat situs Kitabisa.com pada pertengahan April 2018 lalu.
“Bagi keluarga Bapak Hernowo, semoga rumah ini dapat menjadi kediaman yang baik untuk mengantar Wahyu menjadi anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat,” ujar Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com saat meresmikan rumah tersebut di Kokap Kulon Progo, Rabu (19/12/2018).
Ia juga mengatakan, hari ini menjadi bukti bahwa Kompas.com turut hadir sebagai media yang mampu menjadi sarana bagi masyarakat yang peduli untuk masyarakat lainnya, serta memberikan kesempatan bagi para penyumbang untuk berbuat baik bagi sesama.
Baca Juga : Pendidikan bagi Anak-Anak Suku Anak Dalam
Di saat yang sama, Camat Kokap Warsidi yang turut meresmikan rumah tersebut mengucapkan terima kasih kepada para pembaca Kompas.com yang telah membantu meringkankan beban salah satu warganya.
“Semoga rumah ini dapat memberikan rasa sejuk, nikmat, dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Hernowo dan Keluarga,” tambah Warsidi.
Rumah yang Membangkitkan Semangat Keluarga
Pembangunan rumah ini berlangsung tanpa kendala sejak 15 Oktober 2018 lalu. Kontraktor asal Jakarta mendatangkan 8 pekerja dari luar Kulon Progo. Kerja mereka cukup cepat. Semua berjalan lancar dan pembangunannya telah selesai pada tanggal 17 Desember 2018.
Rumah ini dibangun berdinding batu dengan penampilan sederhana, semi modern, dan minimalis. Bangunan rumah 45 m2 ini memanfaatkan tanah seluas 150 m2. Rumah tersebut mengusung konsep rumah tinggal sederhana yang bisa mengakomodir seluruh kegiatan kehidupan sehari-hari penghuninya.
Rumah itu berdiri pada sebuah lembah di RT 25 Dusun Anjir, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sekeliling rumah itu tebing maupun kebun kayu keras yang tumbuh seperti hutan. Rumah sederhana ini jadi hunian baru bagi Hernowo sekeluarga dan rencananya akan ditempati Hernowo bersama anak semata wayang mereka Wahyu Heri Setiawan (13). "Senang, matur nuwun (terima kasih)," kata Kamilah, saat setelah peresmian selesai.
Rumah dibangun seperti huruf T, terdiri 2 kamar tidur, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, serta 1 kamar mandi. Sedangkan dapur dan tempat cuci piring diletakkan di luar, lantaran para lansia ini lebih terbiasa dengan pembakaran kayu ketimbang kompor gas dan sejenisnya.
Rumah ini membangkitkan semangat Hernowo sekeluarga. Keduanya juga semakin rajin mengantar Wahyu sekolah. "Wahyu wis turu ning kene, sejak pembangunan rumah (Wahyu sudah tidur di sini bahkan sejak pembangunan rumah)," kata Hernowo.
Berawal dari Kegigihan dan Kesederhanaan
Semua berawal dari perjuangan Hernowo dan Kamilah merawat Wahyu meski anak itu menyandang tuna grahita sejak lahir. Mereka hidup dalam kesederhanaan dalam sebuah rumah kayu lapuk di Dusun Anjir. Aktivitas keseharian Hernowo dan Kamilah adalah menjual kayu bakar dan daun pisang untuk mendukung sekolah Wahyu di Sekolah Luar Biasa di Kecamatan Panjatan.
Keduanya berharap Wahyu tetap bisa mandiri di balik kekurangannya. Karenanya, mereka memperjuangkan pendidikan bagi Wahyu. Ketiganya berboncengan naik sebuah “sepeda onthel” menuju SLB yang berjarak 10 kilometer. Mereka harus menempuh perjalanan dari hutan ke kota pergi pulang setiap hari sekolah.
Baca Juga : K-Noman, Kedai Wadah Kreasi dan Ekspresi Bojonegoro
Hernowo mengendalikan kemudi sepeda bututnya, Kamilah dan Wahyu di belakang. Seperti inilah rutinitas Hernowo membawa Wahyu bersekolah. Hernowo yang setengah tuli sejak lahir tidak menyerah menyekolahkan anaknya yang down syndrome. Di usia senja mereka, ia mengharapkan Wahyu bisa cepat mandiri.
Pembaca Kompas.com tergugah membaca kisah ini. Mereka pun menggalang dana lewat Kitabisa.com. Uang terkumpul lebih dari Rp 200 juta dalam tempo kurang dari 1 minggu. Sebanyak Rp 120 juta dipakai untuk membangun rumah baru. Sisanya, untuk pemberdayaan rumah tangga Hernowo dan pendidikan Wahyu.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR