Nationalgeographic.co.id - Suara tawa adalah suara yang "menenangkan", sebagai tanda tidak adanya situasi yang kurang baik. Namun bagi sebagian orang lain, suara tawa bisa menjadi hal yang cukup mengganggu. Mereka berpikir bahwa tawa tersebut ditujukan untuk dirinya.
Bagi mereka yang memiliki selera humor dan pikiran yang tenang, ditertawakan dapat menjadi hal yang terkendali. Mereka bisa saja dengan mudah menertawakan orang yang menertawakan tadi. Namun, bagi orang yang fobia dengan ditertawakan, hal tersebut menjadi sesuati yang menakutkan.
Baca Juga : Tersambar Petir? Inilah Berbagai Hal yang Akan Terjadi pada Tubuh Anda
Dilansir dari Reader’s Digest, fobia ini disebut dengan nama Gelotophobia, ketakutan untuk ditertawakan. Mereka yang memiliki fobia ini merasa bahwa semua tawa memang ditujukan pada mereka. Yang lebih membuat mereka menderita adalah mereka tidak bisa membedakan gurauan tawa dengan ejekan.
Willibard Ruch, psikolog, mengatakan bahwa penderita Gelotofobia bahkan tidak percaya dengan tawa ramah yang tulus. Dampaknya adalah penderita akan mengalami tekanan, stres, gemetar, hingga ledakan amarah yang tidak terkendali.
Salah seorang pasien Ruch disebutkan pernah tidak bisa duduk berhadapan dengan orang lain di tempat umum. "Orang ini akan selalu menunggu bus berikutnya jika tidak ada kursi di baris terakhir yang kosong. Dia tidak tahan dengan pemikiran bahwa seseorang akan duduk di belakangnya dan tertawa," ungkap Ruch.
Baca Juga : Aplikasi Kesehatan untuk Kendalikan Penyakit tak Menular, Efektif?
Terkait dengan fobia ini, intimidasi dan pola asuh adalah faktor yang disebut-sebut sebagai penyebab Gelotofobia. Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan dengan orangtua intimidatif dan mengasuh dengan kekerasan, maka mereka akan mudah takut terhadap tawa pada kemudian hari.
Namun Anda tak perlu takut, Gelotofobia bisa dikendalikan dengan terapi mengatasi jenis fobia lain. Meski begitu, sayangnya studi soal Gelotofobia belum banyak dilakukan. Kemungkinan untuk sembuh dari fobia ini pun menjadi hal yang belum bisa dipastikan.
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR