Nationalgeographic.co.id - Dua tahun lalu, tepatnya pada Sabtu, 12 Agustus 2017, delapan rumah di Jalan Tales, kawasan Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, habis dilahap api, dan 17 rumah lain terkena imbasnya. Kebakaran yang berlangsung dari pukul 18.30 ini baru berhasil dipadamkan 2 jam kemudian dengan 12 unit mobil pemadam kebakaran didatangkan ke lokasi.
Usut punya usut, ternyata salah seorang penghuni kos di salah satu rumah yang terbakar sedang melakukan pengisian bensin dari satu botol ke botol lain di saat bersamaan tetangga kosnya menyalakan api. Pada kejadian tersebut delapan unit mobil pemadam kebakaran mengalami kesulitan menjangkau lokasi dikarenakan akses jalan masuk kampung tak lebih dari satu meter dan jauh dari sumber air.
Baca Juga : Aksi Konservasi Bakau Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Bangkalan
Kejadian yang menjadi contoh bentuk kelalaian akan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan inilah yang melatarbelakangi PT Pertamina (Persero) untuk mencanangkan program Kampung Hijau HSSE, yang merupakan singkatan dari Health, Safety, Security, & Environment. Lokasi Kampung Hijau Pertamina berdekatan dengan kampung padat penduduk tempat kebakaran tersebut terjadi.
Mulai April 2018 lalu, di kampung ini dicanangkan program Kampung Hijau HSSE. Saat itu Terminal BBM (TBBM) Surabaya Group yang diwakili oleh Rully Marzuli selaku Operation Head dan Sigit Trahmawan selaku Senior Supervisor HSSE secara simbolik melakukan penyerahan alat pemadam api ringan (APAR) kepada Ibu Ambarwati (Ketua RW) sebagai perwakilan dari masyarakat.
TBBM Surabaya Group berkomitmen untuk membantu menyiapkan fasilitas pemadaman lainnya, seperti alat pemadam api berat (APAB), jaringan pipa pemadam yang dapat terkoneksi dengan peralatan dari dinas pemadam kebakaran kota Surabaya, jalur evakuasi dan muster point, dan lonceng tanda bahaya, sebagai upaya mewujudkan Kampung Hijau HSSE.
Ada tiga hal utama yang disiapkan tim CSR TBBM Surabaya Group untuk mendukung program ini. Ketiga hal tersebut antara lain, memastikan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dari Kampung Hijau Pertamina, kesiapan sarana dan fasilitas, serta kesiapan manajemen keadaan darurat yang akan diterapkan.
Mengedukasi warga mengenai bahaya kebakaran dan penyebab-penyebabnya, langkah-langkah awal untuk melakukan pemadaman sebelum api menjadi tidak terkendali, pelatihan first aider dan evakuasi adalah salah satu hal yang akan dibantu TBBM Surabaya Group untu mempersiapkan SDM.
Golnya adalah setiap kepala keluarga harus memiliki perwakilan yang mengikuti pelatihan-pelatihan yang disiapkan oleh tim CSR TBBM Surabaya Group, terutama dari kalangan anak-anak muda di lingkungan Kampung Hijau Pertamina. Selanjutnya, setelah mendapat bekal pelatihan, diharapkan dari setiap unit terkecil di area kampung hijau bisa siaga menghadapi keadaan darurat. Saat ini di masyarakat telah dibentuk tim tanggap darurat yang diberi nama Tim Warga Sigap Tanggap Darurat (WASIAT).
Mengenai kesiapan sarana dan fasilitas pemadam kebakaran, akan ada pembangunan sistem fire line yang terhubung dengan sarana dan fasilitas pemadam kebakaran di kota. Selain itu, secara bertahap TBBM Surabaya Group akan menyediakan perlengkapan perlindungan kebakaran, seperti yang telah dipaparkan di atas.
Untuk kesiapan manajemen Organisasi Keadaan Darurat (OKD), di Kampung Hijau Pertamina dibentuk strukturnya yang beranggotakan warga setempat, yang kemudian akan melaksanakan pelatihan keadaan darurat secara rutin. Akan ada MoU antara TBBM Surabaya Group, Warga, Dinas PMK Kota Surabaya, dan Rumah Sakit rujukan dalam menghadapi keadaan darurat.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR