Nationalgeographic.co.id - Jumlah pengendara berkulit hitam yang diminta untuk meminggirkan kendaraan oleh polisi, melampaui pengendara kulit putih. Hal ini menjadi perdebatan nasional terkait ras, karena banyak kaum minoritas melihat pesan yang mengganggu: Anda tak diinginkan di sini.
Sore hari yang indah dengan permainan baseball Little League ditemani oleh piza dan es Italia berubah menjadi mengerikan saat dua petugas polisi di Bridgeport, Connecticut, menghentikan Woodrow Vereen, Jr. karena mengemudi menerobos lampu kuning.
Seorang petugas gereja, Vereen berjuang untuk menjaga kontak mata dengan anak laki-lakinya saat salah satu dari petugas menginstruksikan Vereen, yang berkulit hitam, untuk keluar dari mobil dan membungkuk di atas tempat bagasi, lalu menggeledah tubuhnya.
Vereen bisa melihat air mata mengalir di mata anak-anak lelakinya yang berusia tujuh dan tiga tahun, saat mereka mengintip dari jendela belakang. Dia meringis malu saat orang-orang di halte bus terdekat melihat salah satu petugas menggeledah mobilnya.
Baca Juga : Mardi Gras, Parade Pertunjukan Gratis Terbesar di Amerika Serikat
Dia tak pernah menyetujui penggeledahan pada 2015, yang membuktikan bahwa ia tidak melanggar hukum. American Civil Liberties Union Connecticut menggugat atas nama Vereen, menuduh polisi menggeledahnya tanpa sebab yang jelas. Tahun lalu, dua tahun setelah kejadian tersebut, dia menerima uang atas kasus itu dari kota tersebut.
Namun penyetopan itu terus menghantuinya.
Penyetopan di jalanan—interaksi yang paling umum antara polisi dan masyarakat—telah menjadi titik fokus dalam perdebatan tentang ras, penegakan hukum, dan kesetaraan di Amerika.
Proporsi yang tidak seimbang dari perkiraan 20 juta penyetopan di jalan yang dilakukan polisi di AS setiap tahun, melibatkan pengemudi berkulit hitam, walaupun mereka belum tentu memiliki kecenderungan melanggar peraturan lalu lintas, dibandingkan dengan orang kulit putih. Pengemudi berkulit hitam dan Hispanik lebih sering digeledah dibandingkan orang kulit putih, walaupun mereka belum tentu membawa barang terlarang.
Di seluruh negeri, pengemudi kulit hitam dan Hispanik yang taat hukum, merasa ketakutan dan dipermalukan oleh tindakan semena-mena dari polisi, yang terlalu sering memandang mereka sebagai pelaku kriminal. Perlakuan semacam itu membuat perasaan kaum minoritas marah dan curiga terhadap polisi dan motif mereka.
Aktivis telah turun ke jalan untuk memprotes penembakan polisi terhadap orang kulit hitam yang tidak bersenjata. Para atlet, termasuk para memain Nasional Football League, berlutut atau mengepalkan tinjunya saat menyanyikan lagu kebangsaan di acara-acara olahraga untuk menyoroti ketidaksetaraan yang masih ada.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Rahmad Azhar Hutomo |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR