Nationalgeographic.co.id - Tak ada kaitannya dengan politik. Sebagai media, National Geographic Indonesia menyiarkan fakta yang dapat disingkap dan ditelisik. Sebab, manusia selalu punya rasa ingin tahu, tentang apa saja yang ada di dunia.
Ada satu hal yang menarik. Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto melontarkan kritik kepada Pemerintahan Jokowi yang kerap menonjolkan pertumbuhan ekonomi 5 persen sebagai suatu pencapaian.
Prabowo bahkan mengatakan "ndasmu" (kepalamu) untuk mengomentari pertumbuhan ekonomi RI.
Baca Juga : Lelaki Asal Lituania Ini Jadi Satu-satunya Penumpang Pesawat Boeing 737-800 Tujuan Italia
Ingat ya, National Geographic Indonesia tak akan membahas soal kampanye calon presiden. Namun, National Geographic Indonesia tertarik dengan pemakaian kata "ndasmu" itu.
Apabila kita buka kembali catatan penulis Giri Lumakto dalam karyanya yang bertajuk "Hati-hati dengan 'Ndasmu'" telah mengingatkan pada kita tentang pemakaian kata ini.
Pendidik yang mendapat gelar "Kompasianer of the Year 2018" itu telah mengangkat contoh kasus "ndasmu" pada 2016.
Baca Juga : Inilah Alasan Menteri Susi Pudjiastuti Re-tweet Soal Sampah Plastik di Pantai Sendang Biru
Berikut petikan karya Giri Lumakto:
"Bermula dari tweet K.H Mustofa Bisri (Gus Mus) tentang jumatan di jalan tidak dianjurkan, seorang pemuda hampir digruduk dan dimaki netizen.
Pemuda dengan akun @panduwijaya_ dengan kasarnya menjawab tweet dari akun Gus Mus @gusmugusmu. Kata kasar yang terlontar adalah kepalamu atau 'ndasmu' dalam bahasa Jawa. Sontak saja netizen yang mengerti dan hormat pada Gus Mus marah pada akun @panduwijaya_ yang bernama asli Pandu Wijaya ini. (berita selengkapnya disini)
Dan masalah ini pun sudah dapat mereda di Twitland. Pandu Wijaya telah meminta maaf. Bahkan Fadjroel Rahman, Presiden Komisaris tempat Pandu Wijaya bekerja telah menghaturkan maaf. Dan dengan sejuk, Gus Mus sudah memaafkan pemilik akun @panduwijaya_.
Penulis | : | Bychykhin_Olexandr/Getty Images/iStockphoto |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR